Eksplorasi Tanpa Ekspektasi

Eksplorasi Tanpa Ekspektasi

Pada dasarnya eksplorasi musik itu seharusnya menyenangkan, akan tetapi tidak sedikit juga musisi yang merasa tidak betah dan merasa bosan untuk melakukan proses eksplorasi musik terlalu lama. Hal ini biasanya terjadi dikarenakan beberapa faktor dan biasanya sering kali terjadi saat proses eksplorasi musik mandiri/ketika proses eksplorasi musik (secara) berkelompok sedang berjalan. Kebosanan dari proses eksplorasi musik mandiri biasanya hadir karena pola eksplorasi atau cara eksplorasinya dilakukan dengan cara yang monoton dan itu-itu saja, sehingga seringkali terjadi kebosanan saat melakukannya, terlebih apabila tidak ada rekan musisi lain sebagai pemberi stimulan dari pencarian ide dan gagasan dari eksplorasi musik mandiri.

Berbeda dengan kebosanan yang hadir dari eksplorasi musik secara kelompok, dalam eksplorasi kelompok kebosanan sering kali terjadi karena dasar perdebatan yang tak kunjung selesai di dalam sebuah kelompok musik, semacam perbedaan pendapat yang receh namun terjadi secara terus menerus ketika proses eksplorasi musik berjalan. Atau hanya dikarenakan para musisinya memang terlalu malas saja untuk berfikir lebih, hinga pada akhirnya eksplorasi musik yang terjadi biasanya hanya diselesaikan dengan kalimat-kalimat yang bertujuan untuk menghentikan proses eksplorasi musik yang sedang berjalan. Disaat itulah biasanya kebosanan dan kejenuhan dari proses eksplorasi musik sebuah kelompok bermunculan. Cukup aneh memang, padahal seharusnya eksplorasi musik itu menyenangkan bagi para musisi atau sebuah kelompok musik, di mana sudah seharusnya pula bagi musisi sebetulnya  untuk memberi perlakuan lebih terhadap sebuah proses eksplorasi musik yang sedang atau akan dilalui.

Menurut saya “Sikap seorang musisi untuk memberikan perlakukan lebih terhadap sebuah proses eksplorasi itu penting, karena itu adalah salah satu hal yang nantinya akan membentuk karakter dan attitude dari musisinya itu sendiri. Mengapa? Karena ia memberikan nilai pada setiap waktu yang ia luangkan atau memberi sebuah cara untuk memartabatkan sebuah proses dengan tanggung jawab dan disiplin yang baik.”  

Dari semua serba-serbi eksplorasi musik yang ada sebetulnya saya hanya ingin bertanya satu hal, baik pada diri saya sendiri ataupun pada semua orang yang membaca tulisan ini. “Apakah hasil jadi dari berbagai kemungkinan proses eksplorasi musik yang pernah dijalani selama ini adalah sesuatu yang sudah sesuai dengan apa di harapkan?” .

BACA JUGA - Pentingnya Ilmu Tentang Extreme Voice

Harry Pangabdian Maulana Yusuf

Harry Pangabdian Maulana Yusuf or commonly known as Harry Koi. Born in Bandung on November 13, 1988.

He is the drummer for several bands, including; Under The Big Bright Yellow Sun, The Triangle, Trou, Diocreatura, Ansaphone, Spaceandmissile, Arch of Cinema and Helmproyek. He is also a Handpan Player group in BalarunaPercussionist for Touch and Play Indonesia Orokaya The Rhythm of Sunda.

Apart from playing music, Harry Koi is also active as a creator / activist of several performing arts subcultures such as TheaterDance and Visual Arts

He ever performed music performances or performing arts performances in several countries such as; India, Malaysia, New Zealand, Australia, Netherlands, Belgium, and Sweden.

In 2018, he recorded with a band called Possimiste (Iceland) band for the album 'Youniverse' which will be released in 2021.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner