Down For Life di Tanah Bavarian:

Down For Life di Tanah Bavarian: "Ini Tentang Mimpi yang Harus Diwujudkan!"

"Ini bukan kemenangan bagi Down For Life saja, tapi kemenangan seluruh band dan metalhead Indonesia."

Plakat Wacken Metal Battle Indonesia 2018 (WMBI 2018) dan bendera DCDC Dream World sebagai simbol kemenangan sekaligus tiket untuk bermain di Wacken Open Air di Jerman sudah tersimpan di Belukar Store. 29 Juni 2018 yang lalu. Saya sebenarnya sudah tidak terlalu terkejut ketika Addy Gembel, vokalis Forgotten, selaku host menyebut nama Down For Life sebagai pemenang. Bukan berarti sombong atau terlalu percaya diri, tapi saya pribadi sudah siap menang sekaligus siap untuk menerima kekalahan. Isa, gitaris Down For Life, masih dengan make up lusuh yang belum dibersihkan tampak menyeringai sumringah dan bilang tidak percaya. Jojo memeluk saya dan bilang, “Yes, we did it!”. Ya, kami berhasil memenangkan WMBI 2018 dan bermain di salah satu festival metal terbesar di dunia, Wacken Open Air, yang menjadi impian semua band cadas di dunia.

Tahun lalu ketika WMBI pertama kali digelar, saya dan Down For Life tertarik berpastisipasi, tapi keraguan masih mendera. Mengikuti ajang ini sama dengan bersaing dengan ratusan band keras lainnya untuk meraih kesempatan tampil di WOA. Tapi ego, gengsi dan ketakutan untuk kalah membuat kami memutuskan untuk tidak ikut. Beside berhasil menjadi pemenang dan mewujudkan impiannya, menjadi band kedua setelah Burgerkill, menjadi band metal Indonesia yang menorehkan sejarah di salah satu festival terbesar di dunia. Hati dan pikiran saya langsung bergejolak membayangkan seandainya kami bisa seperti mereka, bersanding berbagi panggung dengan puluhan band hebat yang selama ini kami idolakan. Saya langsung memutuskan untuk ikut di tahun depan.

Ketika DCDC kembali mengumumkan akan menggelar WMBI 2018, saya langsung antusias. Saat Down For Life diundang bermain di Bandung untuk menjadi bagian dari pesta Burgerkill, DCDC x Hellshow - Killchestra di bulan April, saya sempat berbincang dengan beberapa teman tentang WMBI. Setelah menyaksikan kemegahan DCDC x Hellshow - Killchestra, sepulangnya dari Bandung saya langsung berbicara dengan semua personil Down For Life. Tidak sulit meyakinkan mereka, dan kami segera apply untuk mengikuti WMBI 2018. Bagi saya, ini adalah ajang bersenang-senang, bertemu banyak teman dari band lain juga meramaikan skena musik keras Indonesia dengan manggung dan promosi yang bagus untuk Down For Life. Jujur, target pribadi saya yang penting masuk sepuluh besar dan manggung lagi di Bandung. Syukur-syukur kalau menang, anggap saja bonus.

Personil yang lain juga sepakat. Dibantu Rico Novanda, road manager Down For Life, kami mengurus dan melengkapi segala persyaratannya. Akhirnya, kami diumumkan menjadi kandidat bersama 322 band dari 72 kota di Indonesia. OK, saatnya menunggu sambil berharap cemas. Akhirnya, diumumkan juga 30 kandidat dan kami termasuk di dalamnya. Perjalanan masih panjang, karena target kami masuk 10 besar dan bermain di Final Show. Nama-nama besar seperti Power Metal, Grausig, Nectura, Paper Gangster dan band-band lainnya termasuk juga band yang sekota dengan kami, Salahudin Al Ayubi, masuk dalam 30 besar ini.

Ada voting untuk memilih satu finalis selain sembilan finalis lainnya yang dinilai dalam berbagai aspek oleh juri. Tentu kami tidak mau melewatkan hal ini. Dengan dukungan Pasukan Babi Neraka dan teman-teman, kami cukup banyak mendapatkan vote, meski bukan yang terbanyak. Tapi, setidaknya tetap berusaha. Akhirnya, kami terpilih menjadi finalis WMBI 2018 bersama sembilan band lainnya, yaitu Trojan, Dead Vertical, Kaluman, Humiliation, Bersimbah Darah, Angel of Death, Karat, Valerian dan Monoserus.

Stephanus Adjie

Stephanus Adjie. Dikutuk menjadi metalhead sejak 1990 sampai akhir menutup mata. Jomblo sejak tiga minggu yang lalu.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner