Desingan Peluru dari Lima Rilisan Musik Keras 2019

Desingan Peluru dari Lima Rilisan Musik Keras 2019

JASAD
5

Monster death metal asal Ujungberung, Bandung ini seperti tak terkalahkan di usia yang menginjak 29 tahun. Jasad tanpa ampun menyemburkan dentuman keras riff-riff gitar oldschool dari duet gitaris Ferly dan Reddu, berbalut sayatan tajam divisi bass oleh Yuli, desingan cepat laksana peluru, beat-beat berdaya gedor tinggi dari drummer terbaru Oki tersaji mengerikan dengan sentuhan akhir geraman penuh kemarahan dari sosok frontman kharismatik sekaligus Hakim Pengadilan Musik, Man Jasad, dalam mini album terbaru bertajuk 5.

Rilis di bawah naungan Rottrevore Records Indonesia, Jasad seperti ingin mengabarkan kepada Ibu Pertiwi bahwa di usia yang tak lagi muda mereka menjadi semakin tajam dan berbahaya. Album 5 adalah pahatan prasasti sebagai sejarah baru dalam perjalanan karir bermusik Jasad. Kumpulan karya ke-lima, berisikan lima lagu, dan lima personil menjadikan album terbaru Jasad ini mejadi sangat berkekuatan tendang tinggi dan terhidang dengan sungguh sempurna.

Akbar Haka lahir di Tenggarong, 19 Februari 1983. Anak ketiga dari 4 bersaudara dan Ayahnya Drs. Halidin Katung yang disingkat menjadi akhiran namanya "Haka" adalah seorang gitaris band rock terkenal di Kalimantan Timur - D'Gilz pada medio akhir 1970-an. Selepas menamatkan SMA 1 Tenggarong pada tahun 2000, Akbar merantau ke Bandung hingga 2005, lalu pindah ke Jakarta (2005-2007), lalu kembali menetap di Tenggarong sebagai kecintaannya pada kampung halaman dan bercita-cita meledakkan nama Tenggarong, Kutai Kartanegara di Peta Musik Keras Nasional.

Perlahan cita-citanya terwujud saat mendirikan Kapital (2005) sampai sekarang, dan telah memiliki 6 album penuh, mewakili Indonesia dalam Heartown Rock Fest Taiwan 2018, dan saat ini sedang berproses untuk album ke tujuh "MANTRA".

Membentuk skena musik keras di Tenggarong bernama "Distorsi" yang kemudian melahirkan event rock berskala internasional KUKAR (Kutai Kartanegara) Rock In Fest dan ROCK IN BORNEO yang tercatat dalam rekor MURI sebagai festival rock terbesar dan gratis di Indonesia dengan catatan 80 ribu penonton.Juga aktif tercatat sebagai Music Director untuk Lembaga Pembinaan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur yang membawa Akbar Haka bersama sanggar-sanggar Tari Dayak atau pun Kutai berkeliling Eropa sebanyak dua kali, kemudian Shanghai, Vietnam, Singapura dan beberapa pertunjukan tradisi di dalam dan luar negeri.

Terobsesi oleh hampir semua karya tulis dari Tan Malaka, dan yang paling melekat dalam persepsi Akbar Haka adalah Terbentur, Terbentur, Terbentur...... Terbentuk!

View Comments (1)

Comments (1)

  • Rckyprtma97
    Rckyprtma97
    14 Dec 2019
    Mantap kata-kata nya kena semua! \m/<br /> Sepertinya cocok jadi writer bang akbar haka
You must be logged in to comment.
Load More

spinner