Desingan Peluru dari Lima Rilisan Musik Keras 2019
Menghitung hari, kita benar-benar sedang menghitung hari, bukan karena kita sedang mendengarkan menghitung harinya seorang diva besar zaman lawas Indonesia yang telah bersuami, cerai, kemudian kembali bersuami, lalu diterpa kabar keretakan rumah tangganya kembali. Stop! Berhenti meng-update gibahisme wal un-faedahisme! ini karena kita sedang menuju ke pergantian tahun 2019 menjadi 2020, banyak yang bersegera menuliskan resolusi, banyak pula yang meng-update rekam jejak di sosial media, banyak juga yang menyatakan nomor cantik tanggal menggelar resepsi di 2020, atau mengunggah rekapitulasi pencapaian jumlah pendengar musik yang mereka unggah di agregator streaming digital media.
Tahun 2019 cukup berkesan. Di penghujung tahun ini jagat sosial media dihebohkan ketika tiba-tiba jagoan Iowa, Slipknot hadir di Indonesia. Sontak berbondong-bondong warga jagat maya mendadak menjadi metalhead sejati dengan berkomentar antusias. "Anj*ng, Slipknot cuy!", dan ketika kita chat bertanya untuk hadir bersama ke sana, mereka menjawab, "Mmm... Lihat nanti yah!", alias belum tentu ke sana.
Awal 2019, banyak spekulasi amatiran dari beberapa teman yang kontemplatif menganggap musik keras telah turun pamornya, mendekati buram karena diterpa raungan, eh derauan musik musik halu pop indie dan juga dreampop atau apalah itu genre musiknya, berbalut nama-nama yang sukar untuk kita ingat namun berusaha memantik rasa ingin tahu qolbu lebih dalam ujar mereka. Gegabah sih! Iya, persepsimu gegabah!
Mari melangkah ke lima besar (menurut perspektif saya) siapa saja serdadu-serdadu musik keras Indonesia yang jika boleh beranalogi seperti menghunus tajam pedang di tangan kanan, lalu mengangkat gagah perisai di tangan sebelah kiri siap untuk berperang, mempertahankan teritorial musik keras Indonesia dan merilis karya di 2019.
Bersiaplah pekak! Mari mengasah tajam intuisi!
Comments (1)