Dari Balik Layar Konser Mesin Gerinda

Dari Balik Layar Konser Mesin Gerinda

Sementara itu, ticket box mulai dijalankan oleh Gembira Lokaria dan Rekam Jaya. Tiket Early Birds 50K dibuka tanpa informasi line up dan venue. Ternyata habis juga kuotanya dalam sehari. Tiket Presale 75K lumayan bergerak setelah ada tambahan tiga band di special guests. Tiket Regular dipatok 100K sejak H-2 pertunjukan. Sengaja kami mematok harga tiket yang (katanya) agak tinggi untuk rata-rata konser cadas di Malang. Ini demi standar produksi yang mumpuni dan bisa memuaskan semua pihak.

Kami juga memutuskan bikin bundling ticket bersama aneka rilisan Extreme Decay dan official merchandise. Sejak awal kami ingin mengapreasisasi label rekaman dan vendor yang sudah mendukung Extreme Decay selama ini. Entah kenapa kok jarang sekali ada poster acara yang mencantumkan label rekaman di dalamnya. Kami langsung ajak Samstrong Records, Grieve Records, Selfmadegod Records dan Disaster Records untuk hal ini. Kudos to ‘em!    

Berburu sponsor ternyata gampang-gampang susah ya. Kami lantas deal dengan Maternal Disaster, Husted Youth, dan Inspired27 dalam perhelatan ini. Selaku media partner ada Pop Hari Ini, Siasat Partikelir, Deathrockstar, Gravedead, Musikeras, Dapurletter, Radioactive Force, Koloni Gigs, Wastedrockers, Overhypedshape, The Display, Radio Astronot, MFM Radio, dan Synchronize Radio.

Di luar itu kami juga berkongsi dengan Taifun Drink dan Orang Tua untuk stok minuman bagi band, kru, dan panitia supaya tidak haus serta tetap gembira. Sesuai dengan pesan Unk jauh hari: “Pas acara, arek-arek jangan sampai lapar atau haus!”

Year Of The Grind: Extreme Decay Showcase dibungkus tanggal 2 Juli 2022 di Malang. Konser ini memang dirancang untuk merayakan dua rilisan terbaru Extreme Decay dalam setahun terakhir, yakni Antiviral EP dan Downfall Of A God Complex. Persis seperti yang dijelaskan pada rilisan pers yang disebar ke media

Pada hari pertunjukan, segala persiapan dan posisi penting kami percayakan kepada para sobat baik kami. Veronica dan Bima siap di loket depan, bersama Fritz sebagai palang pintu utama. Pepeng bagian riwa-riwi sembari set venue. Fauzi yang bertugas memotret ke sana-sini. Kami ajak Jamal dari Ripcvlt yang dokumentasi panggungnya terbaik untuk hari ini. Di luar mereka masih banyak kawan-kawan lain yang ikut mendukung serta menjalankan tugasnya dengan baik.

Pada lini produksi, Unk tetap ngotot memakai videotron dan layar LED di panggung – meski bujet kami tidak terlalu aman juga. Karena itulah barikade kudu dipasang, demi keamanan dan kenyamanan bersama. Itu jadi lahan bermain bagi Beb Visual, Digi Arafah, dan Adit Uhyeah melalui karya visual mapping-nya yang aduhai. Perihal sound system kami percayakan pada Kamar Gelap dan komplotannya. Mereka sudah akrab dan faham sekali apa yang kudu disiapkan supaya semua band bermain prima dengan alat yang proper.

Sejujurnya lumayan menyenangkan bekerja bareng Extreme Decay dalam proses pertunjukan ini. Meski mereka kadang agak “cerewet” tapi sangat membantu panitia dalam dalam hal kesiapan, setlist dan durasi, sama ikut lobi sponsor dan mitra kerja, hingga sumbang stok desain dan materi publikasi. Mereka sangat peduli, turun tangan, serta enak diajak rembug soal acaranya sendiri.      

Ini perlu kalian tahu, Ravi sendirian yang menyapu dan membersihkan ruangan artis di sudut venue selepas soundcheck. Afril pula yang ngotot mengundang eks personel Extreme Decay dan kolega mereka serta memastikan segala detil di acara. Eko pun selalu mendampingi kami selama proses persiapan acara. Rully dan Nizar rutin menyiapkan performa dan setlist lagu dari studio latihan.   

“Ini sungguh di atas ekspektasi kami!” ucap Extreme Decay selepas acara. Uhm, Bukankah sudah selayaknya mereka mendapatkan format show yang ideal. Apalagi, Gembira Lokaria konon punya standar tinggi sendiri dan tidak mau ala kadarnya kalau bikin pertunjukan.

Saya pribadi tidak bisa menilai seberapa apik acara kemarin secara obyektif. Silakan cek saja pada postingan kawan-kawan di Instagram, tanyakan pada band yang main dan mereka yang menonton, atau baca ulasannya di Radio Astronot dan Sigrak Media. Biarkan mereka dan kalian saja yang menilai.

Oya, kalau band kalian mau konser atau tur ke Malang, silakan saja kontak @gembiralokaria untuk segala kemungkinan. Apalagi, katanya, Unk belum puas juga. Dia masih ngotot pengen bikin panggung di tengah venue. Ha!

*Kumpulan foto dan dokumentasi acara Year Of The Grind: Extreme Decay Showcase bisa diintip pada arsip Ripcvlt dan Hanif Ardhika (The Display).

Lahir dan besar di kota Malang. Memulai kegiatan menulis melalui fanzine dan newsletter. Sempat menerbitkan Mindblast Zine dan situs Apokalip.com. Tulisannya pernah dimuat di Jakartabeat, Rolling Stone Indonesia,The Metal Rebel, DCDC, Supermusic, Vice Indonesia, Jurnal Ruang, Whiteboard Journal, Warning Magz, Pop Hari Ini, Demajors news, dan sejumlah media lainnya. Saat ini tetap menulis sehari-hari untuk topik musik dan budaya populer, sembari mengelola institusi Solidrock serta jaringan distribusi rekaman di Demajors Malang dan Rekam Jaya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner