Dari Balik Layar Konser Mesin Gerinda
Sumber foto : Inspired27
Sekelumit cerita di balik gagasan, rencana, serta proses produksi Year Of The Grind: Extreme Decay Showcase di Malang.
“Lek, iso gawekno acara a gae Extreme Decay di Malang? Gigs cilik-cilikan wae. Karo sopo ngono, Rekam Jaya ya gak popo. Awal Juli rencanae. Piye enake lek?”
Kalimat di atas diberondong ke kuping saya melalui sambungan telepon oleh Afril, eks vokalis Extreme Decay yang sudah setahun ini pindah posisi jadi manajer band grindcore asal Malang tersebut. Obrolan itu terjadi pada suatu malam di penghujung bulan Mei 2022, ketika saya sedang nongkrong di kedai kopi Havana.
Saya tidak serta merta menerima maupun menolak tawaran (yang lebih berbau desakan) dari Afril tersebut. Saya cuma bilang nanti akan didiskusikan dulu sama kawan-kawan enaknya bagaimana. Tanpa janji dan kepastian apapun. Saya cuma bilang ke Afril, “Oke, aku pikir-pikir dulu dan obrolin sama arek-arek dulu. Nanti aku kabari lagi secepatnya…”
Tinggal saya yang kemudian menghela nafas panjang sembari berpikir keras. Bikin konser? Sudah lama saya tidak ikut dalam organisir gigs maupun pertunjukan. Terakhir, saya bantu garap konsernya Antiphaty di Levels Brewhouse, tiga tahun lalu. Jauh sebelumnya, saya sempat aktif bareng kawan-kawan di Kolektif Radiasi yang doyan bikin gigs ini-itu. Sementara Rekam Jaya? Itu toko rekaman dan jaringan distribusi. Rasanya tidak punya bakat, pengalaman, maupun cita-cita untuk bikin pertunjukan.
Sebenarnya, Extreme Decay sudah sempat mengantongi nama kolektif organiser gigs untuk menggarap konser mereka ini. Namun ternyata jadwalnya tidak ketemu, alias bentrok dengan proyek gigs yang lain. Alhasil mereka kudu cari lagi pihak yang bisa menggarap produksi acara ini.
Kebetulan di seberang saya malam itu ada Unk dari Gembira Lokaria, sebelumnya dia aktif di Malang Sub Pop dan Houtenhand. Masalah produksi segala jenis gigs dan konser tentu bukanlah hal yang baru baginya. Langsung saya dekati dia yang sedang asyik dengan sebotol wiskinya…
“Anu, ngene… Onok tawaran iki…
“Opo?”
“Gelem nyekel konser’e Extreme Decay a?”
“Loh, ya ayo!...” jawabnya singkat tanpa berpikir panjang sembari menyodorkan sloki kepada saya. “Iku band senenganku mulai SMP!”
“Ya wes, gas’en. Monggo…”
“Ya sek, yokpo konsep’e? Emoh loh aku lek konser sing biasa-biasa ae…”
Waduh!
Comments (0)