Dangdut Koplo Dramarama: Histeria Semu Kaum Berpunya

Dangdut Koplo Dramarama: Histeria Semu Kaum Berpunya

Sesuai namanya Dangdut jenis ini—dengan ketukan kendang lebih ngebut—memang mulanya diminati oleh para penenggak pil koplo, pil yang setelah dikonsumsi menjadikan penenggaknya lebih percaya diri, kian bergairah, makin bersemangat. Walau barisan liriknya masih berkisar di wilayah sengsara dan nestapa namun Dangdut Koplo terbukti efektif mengundang bergoyang. Barangkali akibat kombinasi dari sedikitnya dua elemen “berbahaya”: ritme cepat dan under the influence.

Tapi bukan si Ratu Goyang Ngebor asal Pasuruan bernama asli Ainur Rokhimah yang merupakan pionir Dangdut Koplo. “Dangdut Koplo itu lahir di Jarak,” kata Slamet Rudi Hartono, pemain kendang OM New Pallapa, kepada tirto.id. Jarak adalah sebuah lokalisasi di Surabaya. Namun pria dengan panggilan Cak Met ini terkesan kikuk, tak secara spesifik mengungkap siapa pencipta pertama Dangdut Koplo. “Takutnya nanti saling mengklaim.”

Penolakan pengakuan terhadap keberadaan Dangdut Koplo dibarengi rasa marah Rhoma Irama ke Inul Daratista, nyatanya tidak mampu menahan laju ketenaran Dangdut Koplo, nihil atau setidaknya minim pengaruhnya. Dan jika sebelumnya ngetop lewat VCD bajakan belakangan Dangdut Koplo menggurita melalui sokongan YouTube. Tongkat estafet berlanjut kepada Via Vallen dan Nella Kharisma. Selain di akar rumput mereka sukses merangsek ke pertunjukan-pertunjukan non-Dangdut. Seiring waktu, bukan lagi sesuatu yang aneh penyanyi Pop dan penyanyi Dangdut Koplo tampil sepanggung. Biduan dan biduanita Dangdut Koplo tak lagi dianggap posisinya lebih rendah dibanding pelantun Pop. Hal menarik lainnya, Dangdut Koplo di fase ini relatif menafikan dandanan dan goyang seronok.

Belakangan, setidaknya sejak 1-2 tahun lalu, Dangdut Koplo telah menyerbu skena indie, masuk ke klub-klub mewah kosmopolitan, serta disuguhi slot unjuk kebolehan dalam pusparagam festival lifestyle.

Rudolf Dethu memiliki beragam profesi. Mulai dari manajer band, penulis buku, jurnalis, pengamat musik, aktivis gerakan sosial kemasyarakatan, koordinator program kesenian, sempat menjadi penyiar radio cukup lama, pun menyandang gelar diploma di bidang perpustakaan segala.

Pernah ikut menyelenggarakan salah satu festival industri kreatif terbesar di Indonesia, Bali Creative Festival, selama 2 tahun berturut-turut. Namanya mulai dikenal publik setelah turut berperan membesarkan Superman Is Dead serta Navicula.

Belakangan ini, Dethu disibukkan utamanya oleh 3 hal. Pertama, Rudolf Dethu Showbiz, band management yang mengurusi The Hydrant, Leanna Rachel, Manja, Athron, Leonardo & His Impeccable Six, Negative Lovers, dan Sajama Cut. Kedua, Rumah Sanur - Creative Hub, di mana ia menjadi penyusun program pertunjukan musik dan literatur. Ketiga, MBB - Muda Berbuat Bertanggungjawab, forum pluralisme yang mewadahi ketertarikannya pada isu kebinekaan dan toleransi.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner