Corona Concert: You Make Me Sick, I Make Music!

Corona Concert: You Make Me Sick, I Make Music!

Seluruh foto dalam artikel ini didapatkan dari Gede Robi.

Wabah Corona ini memang menyebalkan!

Saya tinggal di Bali, sebuah daerah yang mayoritas ekonominya bertumpu pada sektor pariwisata. Tentu, saat kita bicara tentang pariwisata, maka tak bisa lepas dari sektor hiburan. Bisa dibilang hampir tiap hari ada pesta di Bali, dan hampir semua pesta-pesta ini membutuhkan musik.

Saya seorang musisi yang telah bergelut di bisnis ini sejak 20 tahun silam; mengadakan pertunjukan di panggung-panggung festival, tur lokal dan internasional, acara pensi, komunitas, private party, hingga main secara reguler di sejumlah club dan bar di sentra pariwisata di Bali, seperti di daerah Canggu, Ubud, Kuta, Seminyak, dan Uluwatu.

Begitu pandemi Corona datang… Boom!

Bisnis ini adalah yang pertama padam dari semua bisnis lainnya. Lampu-lampu panggung mati, izin acara dari pihak berwenang mustahil, mengadakan acara yang mengumpulkan massa sama jahatnya seperti meledakkan bom bunuh diri, EO dan sound system rental seperti hidup segan mati tak mau; terancam gulung tikar, para musisi kelimpungan untuk memenuhi kebutuhan pokok dan cicilan Home Credit alat musik bermerknya yang belum lunas.

Bisnis ini nyaris ke titik nadir, terbenam di lumpur, tak bisa bernapas. Menurutku lebih parah dari efek Bom Bali di tahun 2002 malah.

Saat itu, saat Indonesia mulai menengok ke isu pandemi ini di awal Maret, saya termasuk orang yang paling parno atas isu ini di komunitas saya, bahkan di lingkungan tetangga saya. Sebulan sebelum ini, sekitar akhir Januari 2020, saat Cina masih bergumul dengan Covid-19 di Wu Han, dan WHO mulai menyatakan bahwa isu ini sebagai masalah Darurat Kesehatan Publik Internasional, saya adalah orang pertama di band saya yang selalu memakai masker di airport dan pesawat, dan sering memancing bahan banyolan kawan-kawan. Bahkan, di tas saya dan istri saya selalu ada selusin masker yang siap kami tawarkan seandainya ada teman-teman kami yang membutuhkannya.

Cuma, ya… Pada waktu itu, masker masih sesuatu yang konyol dan dianggap sebagai “over reacting”. Saya juga pada waktu itu tidak menyangka jika situasi bisa separah ini, yang cuma saya tahu adalah jalur penerbangan di Bali adalah jalur padat skala internasional, dan ini adalah pintu masuk untuk apa saja, termasuk wabah virus.

Gede Robi

Vokalis dan gitaris band Navicula

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner