Catatan Bodoh Musik Indonesia Hari Ini

Catatan Bodoh Musik Indonesia Hari Ini

Sumber foto : https://www.pexels.com

Bab 1. Prolog: Saya dan Bandung

Di bab pertama ini saya akan bicara tentang latar belakang dimana saya lahir dan tumbuh, dimana kota Bandung akan menjadi  sudut pandang saya akan tulisan ini. Sekali lagi saya tekankan tulisan ini hanya berdasarkan analisa tolol dan opini pribadi saya (saya yakin saya akan mengulang kalimat ini di Bab terakhir).

Jujur selepas keluar dari tim editorial majalah musik skala nasional 7 tahun yang lalu, intensitas perhatian saya atas industri musik Indonesia jelas menurun. Mengingat bidang yang saya tekuni setelahnya sangat jauh dari dunia musik, walaupun pada akhirnya saya kembali ke dunia musik, namun lewat pendekatan yang berbeda, yaitu dalam bidang pengarsipan musik populer Indonesian, yang kebanyakan menangkap arsip-arsip sejak pra kemerdekaan hingga era 80-an, lintas pulau lintas provinsi.

Meninggalkan kota Bandung pada tahun 2005 menuju ibu kota untuk menempati jabatan feature editor di Trax Magazine adalah salah satu alasannya. Semasa kerja 7 tahun di ibu kota sebagai editor majalah musik ada perubahan sudut pandang terhadap musik khususnya di Bandung dan umumnya di Indonesia. Jelas Jakarta kala itu masih menjadi poros berita bagi industri musik Indonesia. Kacamata seorang wartawan musik di ibukota otomatis memposisikan saya dalam keadaan netral. Saya lahir dan tumbuh di Bandung lewat beberapa band dan komunitas sejak era 90-an, dimana banyak orang menyebutnya sebagai zaman keemasan.

Semenjak kepindahan saya ke ibukota sudah mulai terasa perbedaan di kota Bandung, yang berawal dari trend pesta rave yang berujung ulah represif polisi memporakporandakan "tongkrongan" dan acara anak-anak skena saat itu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganggap akses Jakarta Bandung harus diperbaiki maka dibangunlah TOL Padaleunyi, yang akhirnya merusak estetika penting di jalan Pasteur. Sebuah jalan yang memiliki pemandangan yang sangat elok seakan pohon-pohon palm yang berbaris ditengah pembatas jalan mengucapkan selamat datang, dengan hembusan udara dingin pegunungan sekarang tinggal cerita. Alhamdulillah jalan tersebut sekarang menjadi buruk dan banjir seiring dengan kemajuan perekonomian kota Bandung.

Lahir di Bandung 28 Juni 1977, mengawali karir bermusik bersama Harapan Jaya sebagai vokalis sejak 1996 hingga band ini diyatakan bubar. Membuat Teenage Death Star sebagai gitaris bersama Sir Dandy di tahun 2002. Sejak 2005 hingga 2012 menjabat sebagai Feature Editor di Trax Magazine. Pada tahun 2013 hingga sekarang membentuk Yayasan Irama Nusantara. Sebuah Yayasan pengarsipan musik populer Indonesia pra kemerdekaan hingga 1980 (sampai saat ini).

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner