Cabang-Cabang Suara Indische Party

Cabang-Cabang Suara Indische Party

Pertumbuhan kreasi Indische Party terdengar semakin meningkat ketika mereka terpilih oleh ajang Converse Rubber Tracks Recording Session untuk rekaman di studio legendaris Abbey Road di London, Inggris pada 2015. 

Suatu hari John David, pemain drum White Shoes And The Couples Company, mengabarkan kepada Japs tentang diadakannya Converse Rubber Tracks dan mengusulkan Indische Party untuk “iseng-iseng berhadiah” mencoba mendaftarkan diri. Japs melanjutkan kabar tersebut kepada manajer band saat itu, Ben Mukti. Segera ditindaklanjuti, Indische Party pun berhasil terpilih di ajang tersebut.

Kala mendapat jatah rekaman istimewa itu, Indische Party telah merekam sejumlah lagu untuk rencana album kedua. Daripada merekam ulang, mereka memilih menulis materi baru. Lahirlah lagu “On Vacation” dan “Ku Butuh Pound streling”.

Terlalu banyak bicara, sedikit yang penting

Dramatisasi problema, oh, setengah sinting

Aku tak butuh omong kosong

Kubutuh Pound sterling

Japs mengenang menulis lirik lagu “Ku Butuh Pound sterling” ketika semakin dekat hendak berangkat ke Inggris, seorang teman terus-terusan curhat kepadanya. 

“Kayak yang paling banyak problem gitu. Sama topiknya ngomongin orang. Gibah. Pound sterling mahal, kan? Pusing mikirin Pound sterling, dengerin omongan gak penting, bisa-bisa ikutan sinting. Eling. Haha,”jelas Japs.

Berangkat ke Inggris, Indische Party juga mengajak produser musik David Tarigan untuk turut serta. Belum lama saya menonton video diary mereka kala rekaman di Abbey Road, dengan penyusunan gambar-gambar bagus. Menontonnya, saya merasa semakin dekat dengan band itu. Kita bisa saksikan segala aktivitas mereka di studio, penginapan, berjalan-jalan, sembari menyempatkan syuting video musik.

Sepulang dari Inggris, mereka merilis piringan hitam 7” On Vacation/Ku Butuh Pound sterling pada 2015.  Setelahnya, segera mereka merilis album kedua Analog pada 2016, masih bersama David Tarigan sebagai produser. Japs yang mengusulkannya. 

“Apa yang kalian rasa beda diproduserin David dibandingkan album pertama?” tanya saya.

“Paling terasa beda di sound, karena David kasih referensi lebih luas lagi. Dia juga paham teknis, jadi pemilihan instrumennya dijagain banget. Aransemen juga doi kasih masukan banyak. Terbilang cukup perfeksionis sebenarnya, karena di beberapa lagu, gue sempat take drum dua kali karena doi gak puas sama sound drum yang awal,” jawab Tika.

“Serius tapi santai,” jawab Kubil.

“Kocak juga sih gayanya David. Ngasih kebebasan juga ke kita. Mikirin sound sama alat juga. Tahu-tahu nyuruh pinjem basnya Ricky (White Shoes And The Couples Company) buat kejar sound-nya,” tambah Jacobus.

Analog memang terdengar lebih matang dan melebar dibandingkan debut album mereka, dari sisi penulisan lagu, aransemen, hingga hasil produksi secara keseluruhan. Pada lagu “Terkapar Sudah”, Jimi Multhazam (The Upstairs/MORFEM/Jimi Jazz) menuliskan liriknya. Pada “Babe You Got a Hold on Me Somehow”, Jon Navid tampil bermain glockenspiel. Pada “Ingin Dekatmu”, Tika untuk pertama kalinya tampil sebagai vokalis, menghadirkan suaranya yang lembut dan syahdu. Pada lagu “Serigala”, gitar Kubil menyalak bersama surf rock, lengkap dengan solo gitar melodius, serasa datang dari pertemuan pantai Barat dan Timur.  

“Bisa nemu lagu ‘Serigala’, gimana ceritanya?” tanya saya pada Kubil.

“Tiba-tiba,” jawab Kubil.

“Solo gitarnya gimana, tuh?” tanya saya lagi.

“Darkness. Pangeran kegelapan. Drakula berwujud serigala,” Kubil menambahkan.

Pada balada “Khilaf”, dengan struktur pop berkilau, diimbuhi ketukan piano yang dimainkan oleh Dharmo Soedirman alias Masmo (Sentimental Moods), Japs mengaku membayangkan “Singer Not the Song” dari The Rolling Stones. Album Analog ditutup dengan lagu singkat berjudul “Paula Abdul”.

Pada tahun itu pula Indische Party merilis piringan hitam 7” single Serigala dengan B-side memainkan Koes Bersaudara, “Dissapointed I am”. David Tarigan kembali menjadi produsernya, dan bisa diterka bahwa ia pula yang mengusulkan cover version itu.  

Pada 2017, Indische Party kembali berkesempatan bertolak ke Eropa. Kali ini untuk bermain di gelaran Europalia Arts Festival, sebuah festival seni dwitahunan yang diadakan di Belgia dan beberapa negara sekitarnya. Dalam lawatan ke Eropa ini, Indische Party bermain di London dan Brussels. Rombongan Indische Party berangkat bersama David Tarigan yang tampil sebagai DJ di ajang tersebut dan Flower Girls, sebuah band bentukan untuk tribute Dara Puspita di mana Tika juga menjadi pemain drumnya. Kelak Flower Girls berganti nama menjadi FLEUR! yang merekam lagu-lagu karanganya sendiri. Sebelum ke Eropa, pada tahun itu pula Indische Party sempat bermain di Malaysia.

Harlan Boer adalah penulis, musisi, produser, dan seniman visual. Pernah tergabung bersama the Upstairs, C'mon Lennon, dan menjadi manajer band Efek Rumah Kaca. Sebagai singer-songwriter hingga kini sudah merilis sejumlah single, 4 mini album, dan 2 album penuh. Tinggal dan bekerja di Jakarta.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner