Burgerkill Killchestra Journal

Burgerkill Killchestra Journal

Foto milik Anggra Bagja.

Sesi rekaman kali ini sedikit berbeda dari apa yang kami rasakan selama ini. Tentunya banyak bumbu-bumbu baru di sesi ini, karena kami menggabungkan dan menggubah karya komposisi yang sudah ada dengan musik orkestra.

Beberapa orang beranggapan bahwa rekaman atau merubah karya menjadi orkestrasi ataupun penambahan unsur orkestrasi adalah hal yang biasa. Tapi bagi saya, ini adalah pengalaman yang menyenangkan dan penuh pembelajaran. Diawali ketika saya melihat DVD Metallica "S&M" pada tahun 1999. Sempat menjadi pertanyaan bagaimana rasanya mereka mengkomposisi karya-karya mereka dengan orkestrasi, dan bagaimana rasanya ketika karya tersebut ditampilkan bersamaan dengan orkestra, yang secara image Metallica mempunyai basic musik dan sound yang sangat berbeda dengan musik orkestra. Pertanyaan demi pertanyaan muncul di kepala saya, dan pada akhirnya hal itu menjadi sebuah khayalan besar bagi saya. Khayalannya adalah ketika kelak saya sudah mempunyai band profesional saya harus mempunyai karya yang berhubungan dengan orkestra dari band tersebut.

Akhirnya pada tahun 2002 saya bergabung dengan Burgerkill. Pemikiran dan khayalan tersebut masih selalu ada dalam kepala saya. Seiring waktu, ternyata pemikiran ini ada di setiap member Burgerkill, bahwa mereka mempunyai keinginan dan khayalan yang sama untuk mempunyai karya Burgerkill dengan orkestrasi. Tentunya, hal itu semakin meyakinkan saya, bahwa hal itu harus diwujudkan dan akan terwujud.

Di tahun 2013, kami seperti diberi sebuah pertanda baik. Pihak dari DCDC mengajak kami berbincang dan membawa kami kepada konsep baru yaitu penggabungan musik Burgerkill dengan orkestra. Khayalan saya selama lebih dari sepuluh tahun ternyata memang akan terwujud. Perwujudan obrolan tersebut memakan waktu yang cukup lama, karena pada tahun 2018 kami baru memulai beberapa aksi untuk ke arah sana. Dimulai dari keberangkatan kami ke Praha untuk melakukan sesi perekaman orkestra.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by DCDC (@dcdc.official) on

Ketika menjalankan proses rekaman, di situ saya merasakan banyak sekali sensasi luar biasa di kota yang seperti negeri dongeng tersebut. Sensasi pertama, ketika lagu-lagunya Burgerkill dimainkan dengan bentuk lain khususnya orkestra, dan semua yang memainkannya adalah orang Eropa timur. Bagi saya, ada nilai lain yang sangat spesial, karena selain bermain musik metal saya juga pelaku musik klasik yang secara otomatis ketika melihat secara langsung musik Burgerkill dimainkan secara orkestrasi klasik oleh para musisi yang di mana musik klasik adalah budaya mereka memberi nilai lebih untuk perasaan saya. Seperti halnya ketika musik blues dimainkan oleh orang Texas secara langsung. Proses perekaman di sana bisa dibilang selesai dalam waktu yang sangat singkat. Karena semua musisinya adalah musisi profesional.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by DCDC (@dcdc.official) on

Setelah materi orkestra selesai direkam di Praha, kami (Burgerkill) kembali bekerjasama dengan DCDC dalam menggelar event "DCDC x  Hellshow - Killchestra", dengan mengusung konsep orkestra seperti yang direncanakan album kami. Acara ini diselenggarakan pada bulan April 2018. Kami berterima kasih pada DCDC atas dukungan untuk event tersebut, karena di sini kita telah berhasil menjembatani konsep live band khususnya musik metal dengan konsep orkestra. Harapan kami, semoga kedepannya publik sudah tidak memandang asing perpaduan musik dari dua genre berbeda. Dan yang paling menarik adalah event tersebut merupakan salah satu momen penting bagi kami dalam membuktikan bahwa musik adalah bahasa yang universal. Sekali lagi, terima kasih sudah menjadi bagian dari terwujudnya mimpi besar kami.

Agung "Hellfrog"

Agung "Hellfrog" adalah gitaris dari band metal Indonesia, Burgerkill. Ia juga merupakan seorang pengajar dan pemilik dari sekolah musik AGC (Agung Guitar Course) Music School. Selain itu, ia juga menggeluti dunia usaha clothing melalui sebuah brand yang dinamai "Hellfrog".

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner