Bicara tentang Fulan, Si

Bicara tentang Fulan, Si "Boneka Black Metal"

Foto di atas didapatkan dari artikel yang diunggah oleh BlabberMouth dan Seconds Magazine.

“I think black metal is just an expression and (for fans) appreciation of the despair most men feel from living in a world that is not built for them.” - Varg Vikernes (Death Metal Underground, 2013)

Sebenarnya tidak perlu memedulikan semua asumsi miring terkait dengan hal-hal yang saya kerjakan. Persoalannya adalah ketika hal itu bersinggungan dengan banyak orang, ada tanggung jawab yang tak semestinya saya abaikan. Seperti yang saya kemukakan juga dalam artikel sebelumnya, kenapa event seperti FOGFEST merupakan sebuah tanggung jawab menemukan atau membunuh diri kita. Apakah selamanya scene ini sayup-sayup tenggelam antara ada atau tiada?

Hari-hari menjelang gelaran FOGFEST, saya dihadapkan pada kenyataan masih ada (dan semakin banyak) kawan-kawan yang mendukung dan bahkan berpartisipasi aktif demi pelaksanaan acara perdana dan sekaligus terakhir itu. Militansi yang bukan semata timbul karena euforia namun sekian lama menggarami kegelisahan kami perihal scene "Black Metal Nusantara". Contoh semacam itu pun pasti jamak dijumpai di scene-scene lainnya.

Semakin banyak jumlah kawan yang sebagian di antaranya bahkan belum pernah bersua justru menyambut hangat gagasan ini. Tidak berlebihan juga jika saya menyebutnya sebagai ungkapan tulus persahabatan sesama pegiat yang saling disibukkan lingkaran masing-masing tapi sama-sama berjuang menegakkan bendera black metal di Nusantara.

Masalahnya, ada saja yang entah karena kenaifan, kedunguan, atau kebrengsekannya malah mencoba memperkeruh situasi, yang (not) sorry to say, itu tidak akan pernah berhasil, bro.

Bila merasa tidak pernah terfasilitasi oleh rata-rata penyelenggara event musik, kenapa tidak membikinnya sendiri? Mulai dari proses produksi gagasan, realisasi, promosi, dan terus menerus berjejaring demi menjalin ikatan solid. Toh, kenapa harus jadi manja jika dari awal sudah sadar bahwa posisi di dunia "bawah tanah" terutama dalam lingkaran "logam hitam" memang seperti itu? Dan itu tak hanya terjadi di scene "logam hitam" dalam konteks yang tentu sedikit berbeda.

OK, silakan buat event tandingan dan silakan memparodikan sesuka hati, meski kita tahu itu sama-sama menggelikan karena ajang seperti FOGFEST ini tidak terlahir dari ruang kosong.

Merasa mampu mengorganisir banyak orang untuk bikin event hanya dalam beberapa hari? Silakan. FOGFEST juga bukan sebuah acara instan yang tujuannya cuma show off dan sifatnya reaksioner. Yah, walaupun apa yang sedang coba saya kemukakan di sini pun dianggap reaksioner pun tak masalah karena semua tergantung pada penafsiran serta referensi sidang pembaca.

Dan lagi, saya tidak bergerak sendirian. Sengaja memperkeruh keadaan dari segala jenis kesibukan kami yang terus bergerak dan banting tulang demi terwujudnya perhelatan ini sama saja menyinggung banyak pihak.

Hernandes Saranela

Hernandes Saranela merupakan pembuat film personal di bawah bendera kolektif Cinemarebel Yogyakarta. Vokalis dari band Punk DEMSTER & band Pagan Metal ENUMA ELISH. Juga menjadi pengajar film dan akting di salah satu kampus di Jogjakarta.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner