Balada Semburan Naga dan Lagu-Lagu Cinta di Sekitar Saya

Balada Semburan Naga dan Lagu-Lagu Cinta di Sekitar Saya

“Lagu cinta melulu. Kita memang benar-benar melayu. Suka mendayu-dayu…”

Dari lirik lagu Efek Rumah Kaca ini tergambar sudah kalau mayoritas pendengar musik kita memang doyan lagu cinta. Saya masih ingat, ketika lagu ini keluar tahun 2008 (mungkin ketika saya SMP), saya setuju mentok dengan Cholil dan punya keyakinan ingin menjauhkan kuping saya dari glorifikasi lagu-lagu cinta yang bertebaran di televisi. Pokoknya, saya pengen denger lagu apa pun selain lagu cinta menye-menye. Tapi, keyakinan itu cuma bertahan sebulan (dasar bocah labil). Fakta yang saya sadari, ternyata saya tidak bisa menjauhkan lagu-lagu cinta dalam diri saya. Jadi, secara tidak langsung, kuping melayu yang disindir Cholil itu adalah sindiran kepada saya, haha.

Kenapa saya tidak bisa menjauhkan lagu cinta dari diri saya? Setelah saya pikir-pikir, saya memang dibesarkan dengan lagu-lagu cinta melayu dan dangdut oleh orang tua saya. Saya tidak dilahirkan dari keluarga yang punya referensi musik yang terbilang keren atau progresif. Waktu kecil, Lagu karaoke yang pertama saya nyanyikan di ruang tengah bersama ibu saya adalah lagu “Cinta Hampa” dari D’lloyd yang super melayu. Setelah itu, VCD karaoke yang yang jadi langganan diputar adalah lagu-lagu Meggy Z dan Rhoma Irama.

Walaupun begitu, saya tidak pernah menyesal pernah terpapar lagu-lagu tersebut. Terutama Meggy Z. Tidak pernah saya temukan lirik lagu cinta dangdut yang sedahsyat lirik Meggy Z. Setelah saya dewasa, saya baru sadar kalau lagu “Jatuh Bangun” , “Benang Biru”, dan “Anggur Merah” itu adalah lagu dangdut dengan lirik yang penuh dengan metafora yang sangat ciamik.

“Jatuh bangun aku mencintai.. Namun dirimu tak mau mengerti.
Ku bawakan segelas air, n
amun kau meminta lautan, tak sanggup diriku sungguh tak sanggup..”

Bisa dilihat, bagaimana pengorbanan yang besar seorang lelaki itu tetap gak ada harganya kalau emang si perempuan itu gak suka. Nih, lirik lanjutannya, "...Sudah tahu luka di dalam dadaku, sengaja kau siram dengan air garam". Aduh, perih bos. Kebayang gak sih kalo Meggy Z bikin band emo?

Surya Fikri Asshidiq

Kelahiran asli Sumedang. Pengennya kerja full time jadi musisi, tapi sekarang masih sampingan ngedesain untuk menyambung hidup. Dia adalah orang yang bertanggung jawab dibalik semua departemen visual The Panturas. Kadang suka keteteran, tapi seneng aja.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner