Awas Pestolaer Nyembur Lagi!

Awas Pestolaer Nyembur Lagi!

Drummer Onez mengisahkan bahwa suatu hari ia diminta datang ke studio, ternyata bukan untuk mengisi drum tetapi bernyanyi! Bahkan untuk sesi merekam drum pun terjadi kesembronoan. Pernah Onez berbicara memakai mikrofon yang difungsikan untuk menodong snare drum. Setelah Onez berbicara, mikrofon itu lupa diletakkan ke posisi semula, sementara rekaman terus dilanjutkan. "Terlanjur sudah, dan dibiarkan. Jadi, di album Pestolaer nanti, akan ada dua lagu yang snare drum-nya tidak ditodong mikrofon!"

Banyak kesalahan-kesalahan yang dibiarkan dan 'profesionalitas yang tidak dindahkan', yang justru menjadi 'bumbu' album ini. Gitaris Angga bahkan tidak sempat menyetem gitar dengan memakai alat bantu tuner, melainkan hanya mengandalkan telinga seperti metode tradisional nongkrong bermain gitar. “Jadi kayak rada-rada gimana gitu bunyinya… setem tapi enggak rapi benar..hihii...” jelas Angga. Untuk mixing pun, Angga melakukannya secara cepat saja. “Mixing gak sampai ‘ngerayap’ ke dalam, cukup apa yang terlihat saja. Materinya memang gak banyak isian, jadinya gue mixing langsung buka semua.,” tambahnya.

“Banyak jebakannya,” kata pemain bas Mada. Para personil Pestolaer dikontak datang ke studio tanpa tahu persis apa yang akan terjadi hari itu. Lagu langsung dilatih dan direkam dalam tempo singkat. Kesalahan-kesalahan 'kecil' saat bermain adalah paket 'wisata mengejutkan' dalam mengerjakan album ini. “Ya, moga-moga ini jadi album punk asal-asalan, deh, ya. Gue cuma mau nulis satu hal di cover-nya nanti: ‘album ini terlalu banyak kesalahannya’," tulis Taba di WA kepada saya. 

Taba juga membagi lagu lain di album itu ke HP saya, kali ini tema liriknya tentang pelestarian harimau. Taba terpikir untuk mengajak Navicula untuk tampil di video klip lagu itu tanpa perlu ada personil Pestolaer sama sekali. Lagunya Pestolaer, tapi gambarnya Navicula.  Taba juga mengabarkan bahwa ada satu lagu di mana Pestolaer menghadirkan Eka Annash menjadi vokalis tamu. “Musiknya akan ada unsur industrial dari Skinny Puppy,” ujarnya. Ada lagi lagu yang dikarang oleh Taba, diberi judul “Paduan Serakah” oleh Angga. Lagunya bagaikan mars dengan sampling nakal dari potongan opening theme Voltes V hingga brass yang menggebu. Taba dan Angga memang bagaikan 'dynamic duo'. Banyak kemiripan dan 'nyambung' antara mereka berdua. Misalnya, kesukaan memperhatikan beat-beat Charlatans atau back door-nya The Stone Roses.

Ketika mendengarkan lagu “Paduan Serakah”, Angga pun langsung suka akan nadanya, dan mengaku juga sudah lama ingin membuat lagu seperti itu. Bila Taba membayangkan masa SD bersama Voltes V (atau kami dahulu mengenalnya dengan nama “Voltus 5”, film robot dari Jepang yang biasa ditonton melalui kaset video Betamax dengan cara menyewanya), sedangkan Angga memikirkan Ultaman Hero. 

“Sering seperti itu kejadinnya,” jelas Taba. 

“Menurut lo apa yang bikin lo nyambung bikin lagu bareng Taba?” tanya saya pada Angga.

“Garis besarnya sih track awal-awal. Mereka raw model pada saat itu untuk gue. Gue cuma ngembangin semampu gue. Jadi, begtu dipaduin sekarang, ya, paling ngeleg-ngeleg dikit, gak sampai crash...” jawab Angga.

Harlan Boer adalah penulis, musisi, produser, dan seniman visual. Pernah tergabung bersama the Upstairs, C'mon Lennon, dan menjadi manajer band Efek Rumah Kaca. Sebagai singer-songwriter hingga kini sudah merilis sejumlah single, 4 mini album, dan 2 album penuh. Tinggal dan bekerja di Jakarta.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner