Antiphaty, For The Scene, dan Kejutan yang Tak Kunjung Usai

Antiphaty, For The Scene, dan Kejutan yang Tak Kunjung Usai

Pada Minggu sore (17/11), kami bertujuh berkumpul untuk meeting sembari “ngopi-senja-bak-anak-indie” di Escape Escape Coffee & Craft – yang searea dengan Toko Rekam Jaya, sebuah record store anyar di kota Malang. Agak aneh memang. Jarang sekali ada om-om punk rock tiba-tiba nongkrong di situ. Apalagi di hari libur kerja yang semestinya mereka berada di rumah atau berkumpul bersama keluarga.

“Tur ini sebenarnya gara-gara Wawan yang tiba-tiba pulang ke Malang dan ngajak main band lagi!” ujar Catur sembari tergelak. Sekadar catatan, Wawan adalah salah satu gitaris Antiphaty dalam formasi album For The Scene. Selepas album tersebut, Wawan sempat melalang buana sampai ke luar negeri, dan kabarnya baru saja kembali ke Malang. 

“Eko juga menyanggupi untuk tampil sealbum [For The Scene] di tur ini,” tambah Catur menyebut nama drummer Extreme Decay yang juga termasuk dalam formasi For The Scene. Ini artinya, akan ada sesi eksklusif di mana seluruh materi lagu di album For The Scene bakal dimainkan kembali di atas panggung oleh para personel orisinilnya.

Ugh, membayangkannya saja saya sudah merinding.

Sampai tulisan ini dibuat, jadwal For The Scene tour 2019 yang sudah fixed dan confirmed adalah di Madiun (01/12), Surabaya (07/12), Jember & Lumajang (08/12), Blitar (14/12), Kediri (15/12), Denpasar (21/12), dan Malang (28/12). Kaos tur sudah dalam tahap produksi dan mulai banyak yang pesan via sistem pre-order. Ook dkk masih bekerja memastikan keterlibatan sponsor dan detil produksi. Saya sendiri masih punya tanggungan menyebar press release untuk media serta memastikan jadwal talkshow di radio dan TV lokal buat Antiphaty.

Sebenarnya kolom ini cukup selesai sampai di sini kalau saja Catur tidak mengirimkan tautan melalui WhatsApp secara tiba-tiba kepada saya, tempo hari. Isinya adalah kabar soal perilisan ulang album For The Scene dalam format piringan hitam oleh In Punk We Trust, label rekaman yang berbasis di Lithuania. Ini bukan rencana. Barangnya sudah jadi dan mulai dipasarkan ke seluruh dunia. Konon, sebentar lagi platnya akan segera mendarat di Indonesia, dalam jumlah yang sangat terbatas. 

Brengsek. Tidak habis-habis juga kejutan dari band punk yang sialan ini.  

“Tahun depan masih ada kejutan lagi dari Antiphaty. Masih rahasia. Belum waktunya untuk dibocorkan sekarang!” kata Catur sembari melirik Yoyok ketika kami meeting, tempo hari. Keduanya lalu terbahak sambil menatap saya yang masih kebingungan dan terus menebak-nebak. Ugh, akan ada apa lagi nih?!...

Fuck off, here comes Antiphaty!

Samack lahir dan tumbuh di kota Malang. Sempat menerbitkan Mindblast Fanzine (1996-1998) dan situs musik Apokalip (2007-2010). Tulisannya seputar musik dan budaya pop pernah dimuat di Jakartabeat, The Metal Rebel, Rolling Stone Indonesia, Vice Indonesia, Warning Magz, Whiteboard Journal, GeMusik, serta berbagai media lainnya. Sesekali menjadi editor untuk sejumlah buku dan penerbitan. Saat ini beraktivitas di bawah institusi Solidrock serta mengelola distribusi rekaman bersama @demajors_mlg.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner