Akuilah, Internet Itu Keren

Akuilah, Internet Itu Keren

Seiring waktu berjalan, saya pun akhirnya menemukan fungsi internet ternyata bisa untuk berjejaring dan berkorespondensi. Waktu itu saya masih duduk di bangku SMP dan saya iseng beli Trax Magazine. Saya lupa covernya seperti apa tapi di edisi tersebut ada bonus majalah mini (zine versi mahal lah) yang berisi tentang musik, film dan pembahasan kancah musik cutting edge di berbagai kota. Saya ingat juga di salah satu kolom review albumnya ada album The Upstairs yang Matraman dan album Komunal. Kalau merunut waktu rilisnya dua album itu, bisa jadi momen ini di sekitar tahun 2003-2004.

Saya ingat ada satu artikel di edisi tersebut yang membahas tentang www.punkvoter.com. Itu lho website yang dikelola oleh Fat Mike (bassist dan vokalis NOFX) tentang agenda politiknya untuk tidak memilih George Bush di pemilu Amerika Serikat pada masa itu. Saya awalnya nggak tahu kalau website itu isinya tentang politik, tapi karena ada jargon “punk”-nya, yaudah saya pun iseng buka halaman tersebut. Pas website-nya diakses, kebanyakan isinya tulisan bahasa Inggris tentang “vote”. Yasalam, mana ngerti saya bahasan yang gituan pada masa itu. Scroll scroll scroll, akhirnya nemu satu section yang isinya kayak daftar nama musisi-musisi yang mendukung gerakan Fat Mike itu. Nah dari setiap nama musisinya itu, mereka pakai hyperlink yang langsung merujuk ke halaman website band/musik mereka. Itulah momen awal saya mulai ngulik band-band “aneh” lewat internet. Dari sebuah website pemilu yang saya temuin dari sebuah artikel di majalah.

Selain jadi bisa ngulik band-band yang udah pernah saya dengerin lebih dulu, internet pun ngebantu saya buat nemu band-band keren yang mungkin pada masa itu orang-orang belum ngeh akan keberadaan mereka. Call me music snob or anything, saya seneng banget pas nemuin band-band obscure yang orang-orang pada masa itu nggak tahu atau malah belum ngeh kalau mereka keren. Contohnya kayak waktu tren emo dan metal lagi rame di pertengahan menuju akhir tahun 2000an. Saya udah nemu duluan band-band kayak Avenged Sevenfold dan Funeral For A Friend lewat internet pas anak-anak sebaya saya di sekolah masih gitar-gitaran di depan kelas pake lagu “Dengar” atau “Jengah”.

Ya mungkin itulah juga sebabnya saya nggak punya banyak temen yang klop soal nongkrong atau ngobrol, karena yang saya pedulikan memang musik. Dan sialnya selera musik saya pun terlalu aneh untuk anak-anak di masa itu. But guess what, beberapa tahun kemudian semua anak-anak sekolah memutar “Unholy Confession” di handphone Nokia N-Gage mereka di depan kelas. See? Call me hipster or anything, but I was way far ahead from my own generation back then. Thanks to the internet.

Prabu Pramayougha

Setiap hari Senin sampai Jumat, Prabu Pramayougha menjalani kehidupannya sebagai seorang penulis di sebuah media musik yang berlokasi di Bandung, Di akhir pekan kalau tidak ada kendala dan keperluan keluarga, dia bermain gitar dan bernyanyi alakadarnya bersama Saturday Night Karaoke, unit poppy punk rock yang sudah pernah tur Jepang dua kali dan lagunya didengarkan oleh Fat Mike ketika dia bersepeda beberapa waktu lalu. Yep. Semua itu bukan isapan jempol belaka, bukti-buktinya ada di internet.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner