4 Album Reissue Indonesia Favorit di Tahun 2019

4 Album Reissue Indonesia Favorit di Tahun 2019

Saya memilih empat album Indonesia versi rilisan ulang yang paling penting dan keren di sepanjang tahun 2019.

Bagi kolektor rekaman musik, album reissue selalu menjadi barang yang layak untuk diperhitungkan. Apalagi bagi mereka yang terlampau serius, album reissue bisa dianggap sebagai kesempatan, kemewahan, atau bahkan kesinisan tersendiri bagi pemuja rilisan first-press yang puritan.

Sekarang logikanya gampang saja. Coba cek berapa harga album pertama WSATCC, Guruh Gipsy, atau Roekmana’s Repertoire-nya Tigapagi di pasaran lapak #jajanrock. Kenapa harganya tinggi dan agak tidak masuk akal?! Ya sebab, album-album tersebut sudah out-of-stock dan peminatnya masih terus mengantri. Statusnya memang tergolong langka dan terus dicari.

Seperti teori dasar permintaan pasar yang pernah diucapkan oleh seorang pedagang rekaman bekas di kawasan Blok M Square, Jakarta, “Sebenarnya album-album itu tidak mahal kok. Seleranya [calon] pembeli saja yang mahal...” 

Kalau saja album-album yang penting dan langka itu dirilis ulang lagi, tentu bakal membuka opsi baru bagi penggemar dan harganya pun akan kembali wajar. Khazanah musik Indonesia tentu akan makin sehat dengan opsi stok rekaman yang lebih beragam dan mudah didapat. 

Pada galaksi internasional, kita bisa iri melihat aneka rekaman The Beatles, The Beach Boys, Bob Dylan, Ramones, atau bahkan Slayer yang selalu ada saja versi reissue-nya dan seperti tidak pernah hilang dari pasaran. Setiap fans baru selalu punya kesempatan dan ekosistem industri musiknya pun bisa berjalan lancar.

Tetapi memang kadang agak susah itu bisa terjadi di Indonesia mengingat kondisi dokumentasi dan pengarsipan musik yang masih amburadul. Lihat saja, master rekaman album-album di zaman pra digital yang suka raib entah ke mana. Belum lagi status kepemilikan master rekaman yang kerap bermasalah di antara label, musisi, produser, atau bahkan pihak ketiga yang entah siapa.   

Mungkin butuh skill detektif sekelas Conan untuk mencari master rekaman album pertama Roxx atau Pure Saturday. Juga perlu jasa Sherlock Holmes untuk menginvestigasi seberapa asli dan legalnya piringan hitam Semut Hitam dan Duo Kribo yang tiba-tiba dirilis dari Singapura itu. 

Itu juga yang bikin daftar album-album penting yang perlu di-reissue tampaknya lebih mudah dibanding mencari album reissue yang jadi favorit selama satu tahun terakhir. Untungnya belakangan sudah ada beberapa album yang mulai dijajaki proyek rilisan ulangnya. 

Samack lahir dan tumbuh di kota Malang. Sempat menerbitkan Mindblast Fanzine (1996-1998) dan situs musik Apokalip (2007-2010). Tulisannya seputar musik dan budaya pop pernah dimuat di Jakartabeat, The Metal Rebel, Rolling Stone Indonesia, Vice Indonesia, Warning Magz, Whiteboard Journal, GeMusik, serta berbagai media lainnya. Sesekali menjadi editor untuk sejumlah buku dan penerbitan. Saat ini beraktivitas di bawah institusi Solidrock serta mengelola distribusi rekaman bersama @demajors_mlg.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner