2021, Tahun Balas Dendam: Belum Bisa Manggung, Banyakin Album!

2021, Tahun Balas Dendam: Belum Bisa Manggung, Banyakin Album!

Proyek trio saya bersama Januaryo Hardy (Perverted Dexterity, Pure Wrath) dan Yogi (Viscral) yang bernama Bloodriven juga sudah di tahap selesainya rekaman EP dengan total lima lagu dan akan segera memasuki proses mixing dan mastering. Purveyor of Goreality adalah judul album dari band proyekan antar kota dan provinsi ini. Bagi yang belum tahu, Bloodriven adalah unit oldskool to newskool brutal death metal yang sempat merilis single berjudul "Otnamus" pada tahun 2019. Di sini pertama kalinya saya menulis lirik bertema gore, bercerita seputar kisah nyata kasus pembunuhan keji, serial killer skala lokal. Karakter vokal saya disini guttural growl dengan artikulasi yang tidak terlalu jelas.

Materi terbaru Bisinggama juga berbeda dengan album Volume 6. Jika di album perdana Volume 6 saya memainkan semua instrumen musik dan non musikal sendirian, kali ini saya meminta bantuan teman untuk mengisi instrumen yang tidak bisa saya mainkan. Genre musiknya pun berbeda. Jika di album perdana musiknya abstrak, perpaduan drone, noise dan sedikit shoegaze, di sini saya mengeluarkan sisi indie pop dan indie rock. Untuk pertama kalinya, saya mencoba bernyanyi "normal" di tengah dunia yang abnormal. Single untuk Vol 2 Proto Poplastic Pandemic sudah saya rilis secara digital tahun lalu dan bisa didengar di berbagai platform digital atau YouTube.

Anak haram black metal / death metal dan mathcore / chaotic, Kala juga sedang tahap workshop untuk chapter 2. Setelah album pertama dengan bahasa Sumeria, kali ini Kala akan mencoba bahasa yang berbeda untuk departemen lirik.

Sebagai musisi, walaupun panggung musik masih "beku" tapi kreativitas tidak boleh beku dan kaku, setidaknya itu bagi saya. Karena, bagi saya musik adalah terapi untuk tetap menjaga semangat hidup di tengah dunia yang hancur lebur di berbagai macam aspek dari ekonomi sampai sosial. Pandemi memang menghambat segalanya, bahkan frekuensi bertemu member band pun juga berkurang. Tapi, karena bantuan teknologi semua proses kreatif bisa tetap berjalan dengan minimnya pertemuan langsung.

Kalau panggung / tur ibarat game RPG, membuat suatu album rasanya seperti bermain game strategi. Di masa seperti ini, kita bisa punya waktu lebih memikirkan tetek bengek saat kita menggarap album dan memikirkan strategi merilis album di tengah badai krisis moneter global. Mungkin, karya kita dapat menghibur mereka yang sama-sama kesulitan menghadapi situasi ini dan penulis karya mendapatkan feedback dari pendengarnya untuk menjaga api ini biar tak padam.

Vokalis dari band death metal Ibukota, DeadSquad.

Owner dari minor label dengan genre musik heterogen Alaium Records, fokus merilis album band dalam format kaset.

alaiumrecords@gmail.com
www.facebook.com/alaiumrecords

View Comments (1)

Comments (1)

  • timelapseina
    timelapseina
    23 Feb 2021
    Cant Wait!!
You must be logged in to comment.
Load More

spinner