Sarasvati, Menjadi Diri Sendiri

Sarasvati, Menjadi Diri Sendiri

Bagi saya, konser “Story of Peter” di Bumi Sangkuriang adalah pengalaman manggung yang tak akan pernah terlupakan. Konser ini merupakan debut pertama Sarasvati. Banyak yang hadir di konser ini dan kebanyakan mereka hadir karena penasaran dengan projek musik yang saya buat selepas dari band sebelumnya. Tegang luar biasa karena saya mencoba keluar dari jalur yang selama ini saya tekuni sebagai vokalis band. Tidak akan pernah bisa saya lupakan sampai detik ini bagaimana ekspresi setiap orang yang datang. Konser ini adalah konser yang gratis terbuka untuk umum, dan percaya atau tidak, saya sendiri yang datang langsung door to door kepada pihak sponsor agar bisa mendukung berlangsungnya konser ini seperti apa yang kita inginkan. 

Di masa selanjutnya banyak hal yang terjadi. Terjadi bongkar pasang personil di Sarasvati, namun kami mulai menggarap album selanjutnya. Mirror bagi kami begitu penuh tantangan! Berat buat Sarasvati membuat karya baru setelah album sebelumnya sukses. Saya pribadi masih kaget ternyata projek iseng ini akan mengalami kemajuan yang lumayan. Ada beban tersendiri di album Mirror. Tapi kreativitas Sarasvati dalam berkarya maih sangat membara. Rasanya tak ada masalah,

Setelah masa Mirror, ada rasa jenuh untuk behadapan dan bercerita dengan hantu. Ada keinginan menampilkan hal baru untuk mengimbangi cerita-cerita hantu. Buat saya pribadi, sebetulnya agak berat menulis lagu tentang mereka. Semakin banyak menulis tentang hantu, semakin banyak hantu yang berdatangan. Rasanya tidak punya privasi lagi. Saya coba tak gubris mereka dan mulai menulis lagu yang manusiawi. Kita coba bikin konsep cerita fiktif juga yang rasanya dekat dengan kehidupan remaja masa kini. Dan kemudian lahirlah Ratimaya.

Ratimaya adala album yang digarap Sarasvati sebagai pengalih dari tema hantu ke tema yang lebih populer di kehidupan sehari-hari. Secara konsep sebenarnya agak memutar otak karena di album ini Sarasvati harus merangkai semua lagu jadi cerita berkesinambungan. Proses penggarapan Ratimaya agak alot karena kendala studio yang berpindah-pindah dan operator yang berbeda-beda. Tapi dalam kreatif, di album ini semua personil ikut terlibat dalam ide aransemen lagu. Yang menarik di album ini ada rekaman khusus pula di album ini. Jadi di album ini emang ada story tellingnya, semacam drama radio, butuh suara untuk jadi aktor dan aktris di cerita ini. Tersiratlah melibatkan sahabat-sahabat saya di dunia penyiaran. Kebetulan dulu saya pernah siaran dan mereka yang mengisi suara di story telling adalah para penyiar senior di tempat dulu saya siaran. Seru juga, ini sesatu yang baru untuk kita. 

Sebetulnya, kami lumayan puas dengan hasilnya, walau terasa seperti sedang meracik resep baru, ingin terus menambah bumbu agar resep masakannya jadi sempurna. Saya sadar ada ketidakpercayaan diri saat menggarap Ratimaya. Kami membuat album ini untuk orang lain, untuk pasar. Agak melenceng dari visi Sarasvati dalam bermusik yang “lagu aing kumaha aing.” Dan terasa sekali ada identitas Sarasvati yang hilang : tak hantu di album ini, selain satu lagu “Takut” yang diciptakan masa ini. Lagu ini pun sebetulnya dbuat untuk soundtrack game Dreadout, bukan untuk Ratimaya. Namun di sisi lain, banyak hal baru yang kami lalui dalam proses album ini.  

Musik indie masa kini sungguh membuat saya minder. Anak-anak muda jaman sekarang pandai bereksplorasi dan berjalan beberapa langkah lebih maju dari pendahulunya. Mungkin karena jaman sekarang pemain band sudah tidak dianggap sebelah mata ya? Saya ingat dulu sempat dilarang band-bandan biar fokus ke hal-hal konvensional sama keluarga. Mungkin lain halnya dengan anak-anak jaman sekarang yang sudah bisa lebih mudah berada di jalur itu. Eh tapi jangan salah, mungkin hal ini terjadi karena generasi yang tuanya sudah membuktikan bahwa bermain musik bukanlah hal yang negatif bahkan bisa membawa banyak hal yang positif.

Maka bermusiklah untuk dirimu sendiri, ciptakan karya yang kau sukai. Jika ternyata orang lain menyukainya juga anggap itu bonus yang akan membuatmu terus mencipta karya-karya baru yang memang kau sukai. Jangan pernah membuat sesuatu yang sebenarnya tidak kau sukai karena orang yang menikmatinya pun akan merasa bahwa pencipta karya itu tak sepenuh hati membuat karyanya. Itulah yang membuat Sarasvati kini sedang mempersiapkan diri untuk kembali ke habitatnya. Nyawa musik kami ada di kisah mahluk lain dunia. Identitas dan karakter Sarasvati berada di sana dan mewakili itu semua. Jadi kami sedang mencoba kembali merangkai kisah tetang mereka untuk konsep panggung, mau pun singel selanjutnya.

Bersiaplah...

 

Berdasarkan penuturan Risa Saraswati,

Jon Pasisian//DCDCShoutOut//Juli2016

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.

Related

Load More

spinner

Website ini hanya diperuntukkan bagi Anda yang berusia 18 tahun ke atas.