Stand Here Alone Selamat Setelah Melewati Persidangan yang Sangat Alot

Stand Here Alone berupaya mati-matian dalam membuktikan karya mereka pantas dikonsumsi di hadapan FOSHA dan perangkat persidangan.

Sesuai dengan kabar yang telah terhembus belakangan ini di ranah musik pop punk, Stand Here Alone (SHA) benar-benar diseret ke meja hijau lantaran single sekaligus video klip terbarunya. Tepat pada tanggal 8 Desemeber 2017, grup yang beranggotakan Mbenk (vokal dan bass), Ocan (vokal dan gitar), dan Chio (drum) menghadiri persidangan terkait isu yang "merugikan satu pihak" karena menyebut pihak tersebut dengan sebutan "Tukang Kentut". Meski begitu, grup ini tidak akan hadir seorang diri, karena FOSHA (Family of Stand Here Alone) berbondong-bondong hadir dan mendukung grup musik kesayangan mereka. Stand Here Alone juga didampingi oleh dua orang Pembela, yaitu Yoga (PHB) dan Ami Muhammad (Nudist Island).

Pengadilan Musik yang memperkarakan Stand Here Alone adalah episode ke-18. Sekitar pukul delapan malam, persidangan resmi dimulai yang ditandai dengan kemunculan Eddi Brokoli sebagai Panitera di ruang persidangan. Kemunculan Eddi Brokoli kala itu diawali dengan pembacaan profil tersangka hingga kasus yang diperkarakan kepada Stand Here Alone. Setelah sang Panitera selesai membacakan kedua hal tersebut, ia memanggil beberapa pihak yang merupakan perangkat persidangan. Panitera memanggil dua Jaksa Penuntut, yaitu Pidi Baiq dan Budi Dalton yang masuk ruang persidangan dengan dandanan ala personil Slank. Selanjutnya, ia memanggil dua orang Pembela, sang Hakim langganan Man (Jasad), dan para tersangka untuk menduduki tempatnya masing-masing.

Di sesi pertama, Stand Here Alone mengatakan bahwa karya terbarunya yang berjudul “Tukang Kentut” merupakan single untuk album keduanya yang berjudul Playground. Dari segi cerita, tema yang melandasi karya ini adalah tema favorit banyak orang: percintaan. Hal ini ditegaskan oleh sang vokalis dalam sesi persidangan. Tema cinta yang diangkat di sini digambarkan dengan sosok lelaki yang menerima sang terkasih dengan apa adanya, walau ia sering membuang gas, atau istilah dalam subkultur Indonesia disebut sebagai "Tukang Kentut". Mereka juga ingin menjadi berbeda dengan band lainnya, hingga akhirnya judul yang sebenarnya mengarah ke "penurunan martabat seseorang" itu dipilih untuk karya barunya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner