Sarasvati Membawa Teman Mistis Pada Pengadilan Musik Edisi Ke-10

Memasuki edisi ke-10, Pengadilan Musik kembali digelar. Beberapa waktu lalu sebelum digelarnya acara ini, aktivitas di lini sosial media DCDC dibanjiri penasaran yang kian tak terbendung untuk mengetahui siapa kali ini yang akan diadili. Sedikit meringankan, rasa penasaran itu pun seketika menjadi merinding ketika hadirnya Sarasvati. Band bertemakan horror nan mistis ini akan didakwa perihal album yang tengah digarap berjudul Sandekala pada Jum’at  3 Januari 2017.

Sebelum acara dimulai, perlahan-lahan para pengunjung yang datang telah memadati area Kantinnasion The Panasdalam yang berlokasi di Jalan Ambon No 8A Bandung. Tak sedikit yang mengenakan pakaian hitam-hitam, mereka saling bercengkrama kala menunggu ketukan palu dari sang hakim, yang menandakan acara akan dimulai. Ketika jam menunjukan pukul 8 malam, Eddi Brokoli yang menjadi Panitera Sidang di acara Pengadilan Musik, memasuki ruang sidang dengan riang gembira sembari melontarkan candaan dan tak luput menyapa para pengunjung yang telah mengisi penuh area kursi depan. Usai itu, Eddie Brokoli mempersilahkan Yoga PHB dan Iksan Skuter (Pembela), Pidi Baiq dan Budi Dalton (Jaksa Penuntut, dan Man Jasad (hakim) memasuki ruang sidang. Tak lama, palu diketukan sebanyak 3 kali, acara pun dimulai.

Rasa yang bercampur aduk akan mistis, yang dilengkapi dengan penasaran akan hadirnya sosok Risa Sarasvati dan teman-teman, sangat kuat terasa pada malam itu. Sarasvati pun menduduki kursi dakwaannya. Pertanyaan pertama diawali oleh lontaran kata dari Jaksa Budi Dalton, “Sebelum saya bertanya, saya ingin tahu itu dibelakang Risa kok ada makhluk halus”. Seketika penonton dan personil Sarasvati pun tak mampu menahan gelakan tawa, yang mengira Iman Jimbot (personil Sarasvati) adalah sosok makhluk halus. Kemudian pertanyaan awal dari Jaksa Budi Dalton, atas penggunaan nama Sarasvati yang ketika dibaca menjadi Saraswati, dan Risa menjawab bahwa huruf “V” dan “W “ itu diambil dari bahasa Sankrit.

Lalu jaksa Budi Dalton kembali menanyakan pada Sarasvati mengenai definisi musik mistis Sarasvati, dan Sarasvati sedikit menceritakan pengalamannya kala di Jakarta, yang pada waktu itu ia bertemu dengan sosok pria tua. Seketika jawaban tersebut menjadi guyonan segar yang tak dapat di tahan, yang menganggap Budi Dalton adalah sosok pria tersebut. Jawabannya dari Sarasvati ditambah oleh sang pembela Iksan Skuter, bahwa di Indonesia belum ada yang mengangkat tema cerita folklore berbau mistis yang dikemas secara kekinian.

Untuk kembali meluruskan pertanyaan dari jaksa, Risa menjawab bahwa ia juga kerap berkomunikasi dengan teman makhluk halus dalam meramu musikalitasnya. Lalu, tiba-tiba Jimbot yang merupakan personil Sarasvati, mengeluarkan argumen, ‘Tidak Setuju’ secara tegas namun menjadi sebuah bahan tawa bagi pengunjung, yang melihat para tim di ruang sidang terkaget.

Suasana ruang sidang pun memanas, Jimbot yang kala itu “dirasuki” oleh “makhluk halus” dalam tubuhnya beragumen bahwa musik yang diusungnya ingin menjunjung tinggi keberadaan makhluk halus yang juga pantas untuk dijadikan tema dalam bermusik. Berbagai untaian debat dari Jimbot dan pihak jaksa yang juga tak lepas dari pembelaan Yoga PHB dan Iksan Skuter menjawab secara serius nan jenaka, menjadi sebuah candaan yang mampu mengocok perut.

Proses kreatif yang dikerjakan oleh Sarasvati selalu melibatkan makhluk halus yang selalu dituangkan menjadi lirik dan lagu-lagu Sarasvati. Frontman Sarasvati Risa Saraswati dapat berkomunikasi dengan makhluk halus. Tiba-tiba, Risa menunduk yang kala itu ia mendapat pesan dari teman makhluk halusnya bertanya, “kenapa di sini ramai sekali dan orang-orang pada ketakukan, padahal saya kan manis dan lucu.” Imbuh makhluk halus tersebut kepada Risa yang disampaikannya pada Jaksa. Bulu kuduk pun seketika berdiri setelah puas tertawa.

Jaksa kembali menanyakan pada Sarasvati perihal single terbarunya “Sandekala”. Lagu “Sandekala” merupakan salah satu lagu yang menceritakan sosok wanita bernama Sukma yang masa kehidupannya, ia wanita yang ta’at beribadah dan baik, namun pasca kematiannya ia merasakan siksaan dan muncul pada waktu senja usai Maghrib atau menjelang malam, jawab Risa. Untuk menjawab akan rasa penasaran semua orang pada Kantinnasion tentang lagu tersebut, dan lagu itu diperdengarkan untuk pertama kali di hadapan khalayak Kantinnasion.

Ketika lagu sedang diputarkan, perlahan suasana menjadi gelap gulita dan kemudian sosok Sukma menampakan dirinya kepada publik pada Jum’at malam itu. Seketika terkaget tim di ruang sidang dan pengunjung akan kehadiran akan sosok Sukma berupa bule yang didandani hantu. Gerak langkah perlahan Sukma mengitari seluruh ruang sidang dan menyapa Risa. Ketakutan yang dirasakan seketika pun memudar berganti dengan gelak senyum dan tawa kala Sukma berpose dengan Hakim Man Jasad di meja hijau begitu ceria. Dan kini Sukma pun menyapa para Jaksa Budi dan Pidi dengan duduk di sebelah mereka secara anggun dan terdiam, disembari untaian jenaka dari sang jaksa pada Risa.

Tak hanya Sukma yang hadir di ruang sidang, Untung yang menjadi saksi 1 pun ikut menampakan dirinya di hadapan ruang sidang, dengan menyampaikan berbagai ucapan tanpa henti mengenai ‘Korek Api yang mencekes-cekes’, yang jauh dari pembahasan dakwaan. Suasana semakin meriah dengan gelak tawa. Lalu secara sontak Jimbot kembali menuai aksinya di ruang sidang, dengan membantah perkataan dari sang Saksi Penuntut, berupa pembelaan atas sosok Sukma yang menjadi base line dalam single terbaru Sarasvati berjudul “Sandekala”. Jimbot dengan penuh luapan emosi berdebat dengan Untung yang super aktif dalam percakapannya membuat Hakim, Panitera, Jaksa, dan Pembela kebingungan untuk meredamnya, yang juga disatu sisi Sarasvati dan penonton telah tak mampu menahan gejolak tawa atas atas perdebatan mereka yang cukup seru. Hingga, tawa pun semakin memuncak ketika Jaksa Budi menjadi orang ketiga atas perdebatan Jimbot dan Saksi Penuntut dengan membuka pakaian jasnya dipenuhi dengan tato dan koyo. Berkat itupun suasana meredam dan persidangan diistirahatkan sejenak selama 5 menit, yang kala itu juga di putarkan salah satu lagunya berjudul “Ivanna” dengan lampu redup.

Usai kurang lebih lima menit, acara kembali dilanjutkan dengan hadirnya Saksi Pembela. Saksi Pembela menungkapkan bahwa musik yang diusung oleh Sarasvati bertemakan horror, juga kerap melakukan ritual sebelum mereka tampil dalam performanya diatas panggung, tak lama bercengkarama Saksi Pembela pun meninggalkan ruang sidang. Risa yang kala itu menjawab, bahwa ia juga menyatakan bahwa ada sosok Abah Iwan dan Rika Rafika dalam lagunya nanti.

Risa pun tak lupa memperkenalkan beberapa tim dalam Sarasvati beserta dengan instrumen yang diusungnya pada dihadapan khalayak Kantinnasion. Jaksa Pidi kembali bertanya, “Kalian selain di Saravati tiap personilnya punya pekerjaan apa sih, katanya Risa PNS ya ?”, yang dijawab juga oleh Pidi, “Saya juga PNS tapi DLM” yang merupakan Panas Dalam, ucap Pidi. Tawa singkat pun terjadi kala itu secara seketika.

Namun kejadian tiba-tiba pun terulang kembali yang dilakukan Jimbot yang menyatakan bahwa dalam proyek musik Sarasvati dapat memberinya nafkah dalam berkehidupan secara tertatih. Risa menyatakan masing-masing dari personilnya memang memiliki pekerjaan utama selain di Sarasvati, dan proyek band ini hanya untuk bersenang-senang saja, tambahnya. Panitra yang pada saat itu juga membaca pertanyaan dari penonton lewat sosial media, yang menanyakan perihal adanya sosok vokalis Charlie ST12 di personil Sarasvati, yang mengarah ke Jimbot (karena gaya rambutnya mirip), tawa pun kembali pecah kala itu. Jimbot sebagai pihak yang dituding pun angkat bicara bahwa memang ada keterikatan antara dia dengan Charlie ST12. Tentu saja itu bercanda.

Memasuki sesi skorsing, tim di ruang sidang pun berunding untuk hasil keputusan dakwaan atas musik Sarasvati. Kala menunggu hasil rundingan, momen ini pun dimanfaatkan oleh Saravati untuk menunjukan performanya di hadapan penonton Kantinnasion, dengan membawa dua lagu yang menjadi favorit fans Sarasfamily berjudul “Perjalanan” dan “Rasuk” yang cukup baik. Penampilan Sarasvati pun semakin meriah kala Risa mengajak salah satu penonton untuk berduet dengannya membawakan lagu “Perjalanan”. Usai penampilan dari Sarasvati, tim sidang pun kembali mengisi mejanya masing-masing dengan membawa hasil keputusan yang siap untuk dibacakan. Setelah memasuki ruang sidang kembali, dengan begitu acara pun telah mencapai puncaknya. Singkat kata, Hakim Man Jasad membacakan hasil keputusan sidang musik Sarasvati dengan nomor perkara 1.10/DCDC/2017. Bahwa album terbaru milik Sarasvati bertajuk Sandekala layak untuk disebarluaskan pada penikmat musik dan dipertanggungjawabkan, dengan syarat Sarasvati harus menggelar konser untuk album tersebut. Palu pun di ketukan oleh Hakim Man Jasad, yang menandakan gugatannya tak dapat diganggu gugat dan dengan ini acara Pengadilan Musik Edisi ke-10 Sarasvati pun telah selesai. Sampai bertemu pada acara Pengadilan Musik di edisi selanjutnya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner