BERSAMA HERU AJID 1
Aku lagi sama si Heru di rumahku. Dia bilang sedang sedih. Dia baru putus cinta. "Atau, tujuan hidup ini memang untuk sedih, Heru. Kau anggaplah benar begitu, jadi sekarang harusnya kamu senang, karena sudah mencapai tujuannya".
Si Heru malah ketawa. "Kamu juga harusnya berterimakasih ke dia". Kok, terimakasih? "Iya, ketika dia khianat ke kamu, sebenarnya dia sedang jujur ke kamu. Dia sedang menunjukkan dirinya yang busuk untuk tidak jadi kau nikahi"
"Tapi dia mengecewakan aku, Ayah!". Dia manggil aku "Ayah". Ya, pastilah kecewa. Dan sekarang kau tahu pacarmu adalah manusia yang tidak pantas bersamamu, karena ternyata dia adalah manusia yang mengecewakan. Ke pacarnya aja berani, apalagi ke orang lain. Masihkah akan engkau tangisi orang macem itu kalau pergi?"
Lalu kata si Heru. "Ayah pernah bilang tujuan pacaran adalah untuk putus. Bisa karena berpisah, bisa karena maenikah". Betul, Heru. Nah. Satu tujuan sudah kau capai. Selamat ya. Mari rayakan dengan silakan dimakan kuenya.
Selain sedang sakit hati, Heru juga selalu nyuruh aku nutup mata setiap mau ngambil kue. Malu katanya.
(Ternyata kisah Heru ini bersambung)
Comments (3)