Jurnal Perjalanan: 1 Agustus 2017, Beside Memijakkan Kaki di Tanah Tujuan Metalheads Dunia

Jurnal Perjalanan: 1 Agustus 2017, Beside Memijakkan Kaki di Tanah Tujuan Metalheads Dunia

Perjalanan yang ditempuh menuju apartemen lumayan jauh. Sekitar satu jam setengah, kami melintasi jalan yang mengarah ke Utara. Apartemen ini menjadi rekomendasi karena jarak menuju Desa Wacken sudah tidak terlalu jauh, dan apartemen tersebut dipakai oleh Burgerkill pada tahun 2015 silam. Berangkatlah kami menuju tempat tujuan, dan melibas jarak sekitar 50 km.


Foto: Karina Supriaman

Kami akhirnya tiba di daerah Barmstedt. Daerah tersebut cukup sepi dan sangat bersih. Sebenarnya, kami memang tidak menemukan tempat kotor sejak kami mendarat. Kota Hamburg dan daerah-daerah yang kami lewati sangat tertata rapi, baik dari tata kota, jalur-jalur kendaraan, jalur pejalan kaki, dan kami tidak menemukan sampah yang berserakan. Memang ada beberapa tempat yang dikotori cat semprot hasil vandalisme, tetapi menurut cerita dari Pak Yan, secara berkala cat-cat tersebut dibersihkan dan beliau adalah salah satu pekerja yang juga seringkali ikut terlibat ketika pembersihan tersebut dilaksanakan. Selain itu, hak pejalan kaki memang menjadi prioritas utama. Setiap kali ada pejalan kaki yang hendak menyeberang jalan, kendaraan pasti memberi kesempatan untuk mereka melewati jalan.


Foto: Karina Supriaman

Kembali pada cerita kami di Barmstedt. Kami disewakan dua apartemen yang bersebelahan. Apartemen pertama berisi satu kamar yang diisi oleh Kimo, dan sisa dari tim kami mengisi apartemen di sebelahnya. Tiga kamar dengan jumlah yang berbeda disediakan untuk kami. Kamar pertama berisi dua tempat tidur yang ditempati oleh John Resborn dan Man Jasad di lantai pertama. Lantai kedua ditempati oleh Agus Danny Hartono, Satria N. B., Dwi Fitriani, dan Karina Supriaman di satu kamar dengan empat tempat tidur, dan kamar lainnya diisi oleh personil Beside dengan enam tempat tidur. Masing-masing dari kamar tersebut dilengkapi fasilitas lainnya, yaitu satu kamar mandi, satu dapur lengkap dengan perlengkapan masak, dan satu meja makan. Salah satu kamar dilengkapi dengan balkon sebagai tempat untuk merokok.

Setelah belasan koper yang kami bawa sudah berada di tempat masing-masing, kami beristirahat sejenak. Saat itu, waktu sudah mendekati pukul delapan malam. Langit masih terlihat terang, seperti sore hari di Indonesia. Pihak dari KJRI mengingatkan kami untuk segera membeli beberapa keperluan yang berhubungan dengan konsumsi kami, karena toko-toko yang ada di Jerman tutup pada pukul delapan malam. John Resborn pun menghampiri kami ke kamar untuk mengajak beberapa dari kami berangkat ke venue Wacken Open Air dan melakukan artist check-in. Akhirnya, kami dibagi menjadi dua tim, dimana tim pertama yaitu John Resborn, Satria N.B., Man Jasad, dan Pak Boy berangkat ke Wacken Open Air, dan Dwi Fitriani, Karina Supriaman, Pak Junaedi, dan Pak Yan berangkat ke Lidl untuk membeli kebutuhan seluruh tim. Pak Danny dan Beside dipersilahkan untuk beristirahat, terutama karena Beside akan tampil di keesokan harinya.

Kami berbelanja kebutuhan untuk makan pagi, karena waktu di apartemen akan banyak dihabiskan di pagi hari dan larut malam. Hal yang menarik adalah ketika kami hendak membeli air mineral dalam kemasan plastik. Jika dibandingkan dengan beer dan wine yang dijual, harga air mineral cenderung lebih mahal. Hal tersebut disebabkan karena air dari keran yang disediakan di rumah-rumah memang sudah aman untuk diminum, dan mereka membatasi produksi plastik agar tidak menjadi limbah yang merusak lingkungan. Bahkan, mereka menyediakan satu tempat untuk mengembalikan botol-botol minuman plastik yang sudah habis dan ditukar dengan uang 25 sen. Lingkungan memang benar-benar diperhatikan, dan tak hanya pemerintah, masyarakatnya pun sudah terbiasa dengan pola tersebut. Terbukti dengan tidak adanya sampah yang terlihat sepanjang jalan dan aturan-aturan yang berlaku dipatuhi dengan total.


Foto: Kimo Sakajepret

Selesai membeli beberapa kebutuhan dan kami sudah mulai diusir oleh petugas toko karena sudah waktunya untuk tutup, kami kembali ke apartemen. Tim yang berangkat ke Wacken belum kembali, sehingga kami memutuskan untuk membuka koper dan membereskan barang-barang yang masih berceceran dimana-mana. Hanya Bokir, gitaris dari Beside yang masih terjaga saat itu. Semua personil sudah terlelap di kamar sebelah dan Bokir bergabung di kamar kami.

Tim yang berangkat ke Wacken akhirnya sampai di apartemen sekitar pukul sebelas malam. John Resborn, Man Jasad, dan Satria N. B., bergabung dengan kami dan melakukan briefing singkat mengenai hasil yang mereka dapatkan. John Resborn sudah membawa beberapa map kertas berwarna coklat yang kembung dan dokumen-dokumen untuk dibagikan ke tim. Dokumen tersebut berisi daftar media, record label, dan music agent yang akan hadir di Wacken Open Air beserta jadwal dan tempat Beside dan tim mendapatkan jatah akses. Data tersebut menjadi pegangan kami untuk menghampiri, berkenalan, dan mempresentasikan tentang ranah musik bawah tanah Indonesia sekaligus memberi CD kompilasi yang berisi 30 Besar Wacken Metal Battle Indonesia 2017.

John Resborn pun menjelaskan tentang peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh Beside, terutama mengenai waktu mereka diberi akses ke backstage, check line, dan tampil. Selain itu, John pun menyatakan bahwa Beside akan diwawancarai secara eksklusif oleh DW TV, media televisi yang menyoroti hal-hal menarik di Wacken Open Air sebelum Beside tampil. John meminta persetujuan dari Beside terlebih dahulu mengenai kesempatan tersebut, jika saja Beside berkeberatan untuk diwawancarai. Bokir menyanggupi kesempatan tersebut, karena hal tersebut jelas akan memberi dampak positif.

Selanjutnya, John membuka map kembung yang berisi lanyard dengan ID card bertuliskan “Artist” yang akan dipakai oleh seluruh tim. Selain itu, kami diberi wrist band berwarna kuning yang harus dipakai di pergelangan tangan sebagai akses untuk memasuki Artist Village. Wrist band tersebut berlaku selama satu hari, sesuai dengan hari tampilnya Beside, yaitu Selasa (2/8). Peraturan mengenai wrist band yang kami kenakan adalah kami tidak diperbolehkan untuk mengunggah ke sosial media guna menghindari adanya duplikasi. John Resborn, Satria N.B., Karina, dan Kimo mendapatkan satu wrist band tambahan berwarna abu-abu muda sebagai penanda pers yang membuat kami dapat memasuki wilayah-wilayah tertentu untuk kebutuhan media. Selain itu, kami diberi satu food coupon untuk masing-masing tim yang bisa dipakai di dalam Artist Village.

Berkaitan dengan regulasi untuk pers, Wacken Open Air membuat peraturan khusus. Pada tahun ini, penonton dan non-pers tidak diperbolehkan untuk membawa tas besar guna menghindari kemungkinan aksi terorisme, seperti yang terjadi beberapa saat lalu. Hanya pihak pers yang diperbolehkan untuk membawa satu tas untuk kamera (baik tas gendong maupun tas kamera selempang), dan pihak pers harus mendaftarkan diri terlebih dahulu sebelum memasuki venue. Selain pers, tidak ada pihak yang diperbolehkan membawa kamera, kecuali direkam melalui handphone. Pers pun diberi batasan pendokumentasian, yaitu kami tidak diperbolehkan merekam performa panggung band lain selain band yang berangkat bersama kami. Hal tersebut berkaitan dengan hak cipta (copyright), dan memang peraturan tersebut berlaku setiap tahun.

Berbeda dengan Man Jasad. Satu ID card bertuliskan “V.I.P” dan dua wrist band berwarna kuning dan pink dipakai oleh Man Jasad. Hal tersebut disebabkan karena Man Jasad bertugas sebagai perwakilan juri dari Indonesia dan Asia, sehingga Man Jasad mendapatkan akses yang lebih luas daripada musisi yang akan tampil di Wacken Open Air maupun di panggung Wacken Metal Battle.

Waktu sudah melewati tengah malam. Setelah briefing tersebut, kami memutuskan untuk beristirahat dan bersiap menghadapi hari pertempuran yang sebenarnya pada tanggal 2 Agustus 2017. Bokir, John Resborn, dan Man Jasad bergegas kembali ke kamarnya. Sebelum menutup pintu, John Resborn menutup hari dengan ucapan yang membuat kami semakin merasa tertantang dan bersemangat di waktu yang sama.

“Now guys, all of you are officially being a part of the biggest heavy metal festival in the world. Welcome to Wacken Open Air!”

 

Bersambung

BACA JUGA - Jurnal Perjalanan: 31 Juli 2017, Keberangkatan Beside Menuju Jerman

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner