DownForLifeForIndonesia - Waktunya Pertempuran Para Babi dari Neraka

DownForLifeForIndonesia - Waktunya Pertempuran Para Babi dari Neraka


Down For Life | Foto: John Resborn (The Metal Rebel)

“Prosa Kesetaraan” menjadi nomor pembuka penampilan Down For Life. Lagu ini diambil dari album Himne Perang Akhir Pekan (Sepsis Records & Demajors/2008) dengan durasi yang cukup membuat kenyang, lebih dari lima menit. Aktivitas headbang di area penonton terlihat sejak lagu ini dimulai. Agresivitas musik metal yang dimainkan ditambah penampilan personil Down For Life yang enerjik (terutama Jojo dan Adjie) menyatu dengan energi yang ada di depan mereka. Solo guitar yang sahut menyahut dimainkan oleh Rio dan Isa menjadi salah satu hal menarik saat itu.


Adjie | Foto: Karina Supriaman

Mengingat Down For Life hanya diberi waktu 20 menit untuk tampil, mereka tidak punya waktu untuk berbasa-basi di atas panggung. Tak berjeda, “One Town One Crown” langsung digeber setelah lagu pertama selesai. Groove hardcore yang kental semakin memanaskan atmosfer metalheads. Down For Life sempat mengalami kendala ketika volume mikrofon Adjie tiba-tiba mengecil, tetapi mereka tetap mampu tampil secara prima. Bahkan, lewat lagu ini lah Down For Life berhasil membuat circle pit pertama di Wacken Open Air 2018.


Rio (kiri) dan Isa (kanan) | Foto: Karina Supriaman

Lagu kedua selesai. Adjie akhirnya memberi sedikit sapaan di sela-sela repertoar, juga dalam rangka memberi waktu untuk personil yang lain menarik nafas sejenak. Setelah lebih kurang 30 detik, lagu selanjutnya dimulai. Enam kali Latief menabuh hi-hat, Rio, Isa dan Jojo langsung menyambut dengan permainan instrumen yang mereka pegang. Kali ini, giliran “Dead Shall Rise” dimainkan. Ini adalah lagu baru dari Down For Life dan rencananya akan disertakan di album terbaru mereka.


Jojo (kiri) dan Latief (kanan) | Foto: Karina Supriaman

Circle pit kembali terlihat di tengah area penonton. Down For Life juga semakin panas dan menguasai panggung. Grafik kembali beranjak naik lewat lagu ini, diwakili dengan permainan instrumen yang padat dan vokal parau sepanjang lagu. Ada kejutan di tengah lagu, ketika ternyata mereka menyertakan unsur yang berbeda dengan lagu Down For Life yang lain. Setelah Latief menghajar drum dengan pola permainan hyper-can, ritme mendadak berubah menjadi down tempo dan Adjie tiba-tiba memakai teknik inhale. Untuk beberapa saat, Down For Life terdengar seperti band death metal. Sesi itu disambung dengan permainan solo guitar dari Rio.


Down For Life | Foto: John Resborn (The Metal Rebel)

Akhirnya, lagu pamungkas dibawakan. Lagu andalan dari album kedua mereka, “Pesta Partai Babar” dimainkan setelah Adjie kembali memberi titah untuk membentuk circle pit. Mikrofon Adjie memang sudah tidak bermasalah, tapi sekarang giliran mikrofon yang dipakai Jojo sebagai vokal latar yang malah terdengar lebih keras dari Adjie. Tapi, tetap itu tidak mengganggu penampilan mereka secara keseluruhan. Down For Life tetap berhasil mencuri perhatian ribuan penonton yang berdiri di hadapan mereka.

View Comments (2)

Comments (2)

  • Rendy11
    Rendy11
    16 Sep 2018
    Dead shall rise bukannya lagu dari terrorizer ya? Maaf kalo salah
  • Hadibono
    Hadibono
    6 Feb 2019
    Mas isa keren
You must be logged in to comment.
Load More

spinner