Yayan Katho Kembali Menghidupkan Musikalisasi Puisi

Yayan Katho Kembali Menghidupkan Musikalisasi Puisi

Sumber foto : Diambil dari akun Facebook Yayan Katho

Bagi pria kelahiran Palembang 22 April 1978 ini, dunia musikalisasi puisi kini dirasa telah terpinggirkan oleh musik genre lain, dan terkesan menjemukan karena dinilai hanya milik penyuka sastra saja.

Yayan Katho, seorang seniman yang tertarik dan mulai memutuskan untuk ‘berlabuh’ ke dunia musikalisasi puisi sejak delapan tahun yang lalu. Proses kreatifnya yang mulai dibangun selama hampir satu dekade tersebut, menemui titik terang pada tahun ini, dimana tahun 2018 ini dia merilis sebuah album berjudul Kangen. Sebuah album yang merupakan kumpulan puisi dari 10 penyair, yang dipilih secara random, dan kemudian dipadukan dengan kegelisahan Yayan Katho akan geliat dunia musikalisasi puisi, serta musik genre Folk di era milenial ini.

Bagi pria kelahiran Palembang 22 April 1978 ini, dunia musikalisasi puisi kini dirasa telah terpinggirkan oleh musik genre lain, dan dirasa terkesan menjemukan karena dinilai hanya milik penyuka sastra saja. Namun dibalik segala paradigma tersebut, pria yang mengawali karirnya  dari dunia musik teater ini optimis bahwa dunia musikalisasi puisi bisa terus bereksplorasi, dan terus tersuarakan, untuk kemudian dapat dinikmati oleh seluruh khalayak umum di era milenial ini. Mengingat bahwa puisi merupakan karya sastra yang dirasa penting, dan pastinya mengandung pesan syarat makna, buah pemikiran dari penyairnya.

Dalam album Kangen ini, Yayan Katho mencoba menghadirkan harmoni yang berbeda dari sekedar musikalisasi puisi pada umumnya. Perpaduan nuansa harmoni dan liris musikalisasi puisi, nuansa teatrikal juga balada dipadukan dengan eksplorasi Yayan Katho dengan berbagai genre musik, menjadi sajian yang bisa dinikmati oleh banyak orang.

Dalam album Kangen ini Yayan mempersembahkan 10 sajian lagu dari 10 puisi penyair, yang diantaranya adalah puisi Kalangan Ronggeng karya WS Rendra, Gadis Peminta-Minta karya Toto Sudarto Bachtiar, puisi Pondok Halimun karya Arom Hidayat, puisi Salju karya Wing Kardjo, Bahasa Langit karya Acep Zamzam Noor, Sekarang Aku Jatuh Cinta karya Deddy Koral,puisi Pertemuan karya Bunyamin Fasya, Serenade Keur Ika karya Rosyid E Abby, puisi Renta karya Ahmad Gibson, dan yang terakhir puisi Kangen karya Bambang Q Anees.

BACA JUGA - ‘Bila Lapar Melukis’, Sajian Album Unik Dari Harlan Boer

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner