Wawancara eksklusif dengan band blackened hardcore crust asal Palembang Gerram

Wawancara eksklusif dengan band blackened hardcore crust asal Palembang Gerram

DC :  Bagaimana Gerram bisa terbentuk di skena musik Palembang sendiri?

Gerram : GERRAM merupakan sebuah unit musik Hardcore Punk belia yang terbentuk sekitar pertengahan 2011 silam. Diinisiasi oleh Abim Fakhri (gitar) yang pada saat itu masih tergabung dalam Chicken Shit Flower (Melodic Punk) bersama Marito Albi (vokal), mengajak Irwandra Septiadi (drum) dari Cricket’s Chirping (band Melodic Punk yang pada saat itu sedang vakum) untuk jamming iseng. Setelah beberapa kali sesi jamming iseng tersebut, kemudian Abim Fakhri mengontak Rinaldy Putra (bass) dari Bunny Hook (Pop Punk) dan additional bassist di Elisabeth Town (Alternative Rock) serta Rio Falenta, eks-gitaris dari Hold It Down untuk melengkapi formasi utuh kami pada saat itu. Namun dipertengahan pengerjaan materi untuk album penuh perdana kami, Marito Albi memutuskan untuk mundur dikarenakan kesibukan pekerjaan yang tak dapat dihindarkan. Maka dari itu, kami yang tidak ingin berlama-lama ada kelowongan mengajak Dimas Subhakti, vokalis dari Just Like Yesterday yang ada saat itu juga sedang vakum.

DC :  Siapa saja personil dari Gerram?

Gerram : … Sehingga line-up utuh GERRAM saat ini:

  • Abim Fakhri (gitar)
  • Irwandra Septiadi (drum)
  • Rinaldy Putra (bass)
  • Rio Falenta (gitar)
  • Dimas Subhakti (vokal)

DC : Pengaruh kalian bermusik apa nih dri masing-masing personil?

Gerram : Dalam pengerjaan album penuh perdana kemarin mungkin kami banyak mendengarkan musik-musik dari All Pigs Must Die, Converge, Baptists, Doomriders, Trap Them, Hierophant, Entombed, dan mendapat sedikit pengaruh dari Ghost.

DC : Sudah berapa persen pengerjaan album yng bakal kalian rilis wak?

Gerram : Setelah menjalani proses rekam yang panjang dan menyenangkan sedari pertengahan 2013 kemarin, dengan penuh syukur kami beri kabar bahwa progres dari album penuh perdana kami yang rencananya akan diberi tajuk “Genderang Bencana” bisa dikatakan sudah mencapai 90%. Karena sekarang sedang dalam tahap replikasi dan duplikasi kemasan – CD. Doakan semoga tiap tahapan perilisan hingga pasca perilisan semuanya bisa kami kerjakan dengan lancar.

DC : Album ini lebih mengambil sisi apa secara lirikal?

Gerram : Gaya Lirik-lirik di album penuh perdana “Genderang Bencana” yang akan datang mengambil sisi gelap dari apa yang sedang dalam perhatian kami. Lebih detilnya kebanyakan berisi tanggapan mengenai kehidupan formal, kemuakkan akan doktrin dari media-media yang berkepentingan, narasi mythical, post-apocalypse, psychological, serta ada pula yang berisi pengalaman pribadi. Penasaran?

DC : Di album nanti, siapa saja yang membantu kalian entah dari mastering album maupun kolaborasi?

Gerram : Di album “Genderang Bencana” kami banyak mendapat bantuan dan arahan dari Farid Amriansyah yang bertindak sebagai produser di debut album penuh perdana kami baik dalam proses rekaman hingga rincian-rincian apa saja yang harus disiapkan. Sebagai operator rekam kemarin secara penuh dilakoni oleh Panji Mustaqiem dan untuk artwork album “Genderang Bencana” dikerjakan oleh Aulia Effendy dan Erwin Wijaya dari GOORM Artwork secara megah dan manis namun tidak menghilangkan kesan gelap dan kelam yang ingin kami tonjolkan.

DC : Bocoran nih, kapan akan merilis album tersebut? tak sabar menanti album gahar kalian nih hehe

Gerram : Kami pun sudah tak sabar hahahahahaha. Doakan saja bisa segera dirilis di tahun 2014 ini.

DC : Video Single kalian berjudul “Tiga Pilar Iblis” bercerita tentang apa? ada pesan terselubung dari lirik tersebut?

 

Gerram : “Tiga Pilar Iblis” yang kami lepas sebagai single jelang rilisya album “Genderang Bencana” mempunyai eksplanasi dwi-makna, yaitu obsesi akan Harta - Tahta - Wanita dan konspirasi moneter dunia yang telah kokoh tegak berjalan sejak ribuan tahun silam yang kesemua pemaknaan tersebut merujuk pada keserakahan yang merupakan salah satu sifat Iblis. Digambarkan dengan analogi berupa semua manusia menyembah dan sujud kepada altar persembahan untuk Iblis.

DC : Bisa ceritakan skena Palembang saat ini? selain popularitas band heavy rock berbahaya ((Auman)) hahaha

Gerram : Skena musik independen di Palembang menurut kami sangat berbahaya, patut diwaspadai, dan harus terus dimonitor perkembangannya karena sedari 2009 hingga 2014 banyak band-band dari skena musik independen di Palembang yang banyak merilis karya-karya mereka. Namun kendalanya disini adalah kurangnya sarana dan prasarana teman-teman berintrepetasi disini. Contohnya adalah susahnya mencari tempat untuk mengadakan gig karena para pemilik tempat kebanyakan sudah menutup tempat mereka untuk disewakan sebagai lokasi gig musik keras karena rawan rusuh.

DC : Seberapa besar kedekatan kalian dengan ((Auman))?

Gerram : Sangat dekat sekali. Seperti yang sudah diceritakan diproses pengerjaan album tadi, Farid Amriansyah sebagai produser dan artwork serta layout yang dikerjakan oleh Aulia Effendy dan Erwin Wijaya dari GOORM Artwork yang juga personil dari ((AUMAN)).

DC : Pesan kalian untuk skena musik Indonesia maupun Palembang sendiri?

Gerram : Pesan kami tetaplah berkarya dengan jujur dan menjadi diri sendiri, jangan takut dengan segala kekurangan; Tetap berkeras membakar batas. Target? Bisa merilis album di 2014 ini dan tetap berproses sebagai sebuah band untuk kedepannya.

DC : Skena musik hari ini menurut pandangan kalian?

Gerram : Perkembangan dunia musik di Indonesia, menurut kami berkembang dengan sangat baik. Banyak grup-grup atau solois dengan ragam gaya musik khusunya para musisi independent merilis karya-karya nya dan mendapat kesempatan untuk tampil diluar negeri dan diakui, mengacu pada beberapa daftar album-album musik terbaik tahunan yang dirilis oleh beberapa media musik nasional yang didominasi oleh para musisi independent. Lain hal nya, ketika para penggiat musik pop-mainstream yang cenderung stagnan, tidak menunjukkan perkembangan apakah maju atau malah mundur.''Karel''

Foto : Gerram Doc.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner