“Warna”, Cara Japramusik Berkontemplasi Lewat Lagu

“Warna”, Cara Japramusik Berkontemplasi Lewat Lagu

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Japramusik

Japramusik mengajak sejenak memikirkan tentang tindak-tanduk kita, sang pelukis, yang menuang warna-warni pada dunia, dan bagaimana kita menghadapi akibat dari itu semua kelak.

Lahir di Bekasi pada tahun 2009 lalu, kolektif yang menamakan dirinya Japramusik (awalnya bernama Japra. Pada tahun 2019 (genap 10 tahun umur band) ini mengganti namanya menjadi Japramusik-red) menjalani sepuluh tahun perjalanan bermusiknya dengan masih konsisten menyuguhkan pop alternatif sebagai identitas karyanya.

Band yang beranggotakan Hara Josua (vokal), Fazrin Mustakin (gitar), Jonathan Prawira (kibor), Rio Surya (drum), & Hadi Permana (bas) ini melengkapi satu dekade berkarya bersama lewat sebuah berjudul SOULOUT, yang berisikan sembilan lagu di dalamnya. Tidak ingin berpuas diri terlalu dini, Japramusik kemudian merilis single berjudul “Warna” pada bulan November ini, setelah sebelumnya, pada bulan Maret lalu mereka merilis single “1000 Wanita”.

Perilisan single “Warna” ini diakui oleh mereka sebagai bentuk kontemplasi akhir tahun dari Japramusik. Menurut mereka, akhir tahun adalah saat yang tepat untuk bersiasat, dengan duduk sejenak memandang jauh ke depan demi mendapatkan arah dan kemungkinan di tahun yang baru. Karena menangkap momen itu lah akhirnya Japramusik merilis single berjudul “Warna” di beberapa layanan musik digital sebagai teman berkontemplasi.

Artwork untuk single "Warna" (kredit tidak disertakan)

Selain itu, mereka juga menambahkan jika melalui single keduanya ini, Japramusik mengajak sejenak memikirkan tentang tindak-tanduk kita, sang pelukis, yang menuang warna-warni pada dunia, dan bagaimana kita menghadapi akibat dari itu semua kelak, karena menurut mereka tiap-tiap kita, sang pelukis, tentunya punya sudut pandang masing-masing dalam melihat sebuah objek atau situasi dan meresponnya, bisa sama, bisa berbeda, demikian pula dengan hasilnya buruk. “Tak jadi masalah, toh persamaan-perbedaan, baik-buruk, adalah esensi hidup yang tidak terpisahkan,” kata sang drumer, Rio.

Dalam proses penggarapan “Warna” mereka memilih Studio P35 sebagai tempat merekam seluruh instrumen dengan dibantu Yuri Fachran sebagai recording engineer. Sedangkan untuk perekaman vokal dilakukan di Studio Belaqang, dengan dibantu Hessa Bastian sebagai recording engineer, sekaligus mixing dan mastering engineer.

Sebagai tambahan, dipilihnya lagu “Warna” sebagai single kedua ini juga karena lagu ini merupakan pengantar terakhir menuju mini album yang akan rilis pada bulan Desember 2019 nanti, juga sebagai “clue” dari pada mini album tersebut. “Warna dinilai cukup mewakili keseluruhan materi mini album Japramusik yang rilis akhir tahun ini,” tutup Hara.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by JAPRA (@japramusik) on

BACA JUGA - “Jakadara”, Sebuah Anthem Bagi Para Pejuang Cinta Jarak Jauh Dari Jasmine Elektrik

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner