Vira Talisa Sajikan Kehangatan Musim Semi Dalam Album Primavera

Vira Talisa Sajikan Kehangatan Musim Semi Dalam Album Primavera

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Vira Talisa

Diakui oleh Vira Talisa jika dari awal dia menggarap album Primavera, dia ingin mengedepankan nuansa yang cerah dan beragam, baik dari musik maupun pesan lewat lirik lagu-lagunya.

Vira Talisa, solois perempuan yang mulai menarik perhatian berkat gaya penulisan lirik lagunya yang kerap menggunakan diksi-diksi dari bahasa asing, seperti salah satunya terdapat di lagu "Down in Vieux Cannes", yang mengkombinasikan bahasa Perancis dan Inggris. Tahun 2019 ini, Vira kembali melahirkan karya terbarunya lewat sebuah album berjudul Primavera.

Kata 'primavera' yang diambill dari bahasa Italia tersebut, jika diartikan secara harfiah berarti ‘musim semi.’ Salah satu musim, yang menurut Vira Talisa cocok untuk dianalogikan sebagai awal harapan baru yang tumbuh -seperti bunga yang mulai mekar setelah musim dingin berkepanjangan. Menurutnya, nuansa positif dan bercahaya yang ditawarkan oleh kehangatan musim semi menjadi alasan di balik penjudulan album full length pertamanya itu.

“Dari awal saya mulai menggarap album ini, saya bilang ke Dityo [Radityo Bramantyo-red], produsernya, saya mau bikin album yang cerah, dari segi musik maupun pesan lewat liriknya", cerita dara kelahiran Jakarta, 9 Agustus 1993 ini soal albumnya. Sedangkan tentang alasan pemilihan judul Primavera sendiri menurutnya karena beberapa minggu setelah obrolan dia dan produsernya itu, kata ‘Primavera’ ini lewat di kepala Vira, dan kebetulan ada lagunya Bruno Nicolai dia suka, dan kebetulan judulnya sama.  

Lebih jauh tentang albumnya, diakui oleh Vira jika Primavera jadi perlambang hari yang baru. Hari yang dipenuhi harapan dan mimpi setelah ‘tertidur’ lama di musim dingin. Album ini berisikan delapan track yang spesial dan sangat berwarna, dimana pada proses pengerjaannya sendiri dimulai sejak Oktober 2017, hingga ketika itu selesai dikerjakan, Vira menjanjikan jika album ini dapat membawa pendengarnya menikmati perjalanan menuju hari baru.

Secara musikalitas album ini menyajikan beragam genre yang berpadu jadi satu. Mulai dari “Janji Wibawa” yang nuansa pop-nya sangat kental, “Primavera” dengan samba Indonesiana-nya hingga “For The Time Being” yang terinspirasi pop ‘60s ala Beach Boys, dan “Matahari” dengan sentuhan beat waltz-nya. “Masing-masing lagu itu, punya warna sendiri. Jadi harus didengerin satu-satu untuk merasakan albumnya secara utuh.” katanya lagi.

Berbeda dengan EP pertamanya yang rilis pada Desember 2016, di Primavera, Vira menjajal kemampuannya merangkai lirik berbahasa Indonesia. Gadis yang piawai memainkan piano dan gitar ini mengaku lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia yang fleksibel. “Bahasa Inggris emang enak untuk story telling, tapi kosakatanya kurang banyak.” jelas musisi yang pernah menyabet penghargaan Best New Comer di ajang Anugerah Musik Indonesia 2016 ini.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Vira T. Dharmawan (@viratalisa) on

BACA JUGA - Vira Talisa Merilis Lagu ‘Curhat’ Dalam Dua Bahasa

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner