Tuntaskan Tunaikan! : Satu Per Empat Akhirnya Rilis Album Perdananya

Tuntaskan Tunaikan! : Satu Per Empat Akhirnya Rilis Album Perdananya

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Satu Per Empat

“Tuntaskan Tunaikan!” adalah bagian dari lagu pembuka lagu “Teorema” yang menjadi lambang pijakan bagi Satu Per Empat, hingga akhirnya merilis debut album mereka

Melanjutkan adaptasinya, berproses dalam mencipta-karya di kota ter-macet, keriuhan sarang individualis, tempo yang cepat dan perilaku warganya yang banal terkenal beringas. Lahir, hidup, dan mati di sebuah negara kusut, berdiam diri bukanlah pilihan. Berpikir secara terbuka diikuti tindakan yang menyertainya.  

Satu Per Empat akhirnya mewujudkannya dengan merilis album penuh Pasca Falasi melalui label Rekaman POTS. Setelah merilis lima single dalam kurun waktu satu tahun ke belakang, yakni “Alibi Abadi”, “Ephemeral”, “Supernova”, “Montase di 7 Pagi”, dan “Hiatus”, akan ada 7 lagu baru lainnya yang menggenapi album ini. Berbagai cerita terangkum dalam total 12 track dengan warna dan ciri khasnya masing-masing.

‘Falasi’ berasal dari bahasa Yunani, fallacia, yang berarti kesesatan dalam pola pikir. Sedangkan ‘Pasca’ merupakan awalan kata yang berarti sesudah atau setelah. Setelah melalui periode Falasi inilah, akhirnya Bismo Triastirtoaji  (vokal) terinspirasi untuk menulis lirik yang diterjemahkan menjadi lagu bersama Audi Adrianto (gitar), Rigaskara (bass) dan Levi Stanley (drum) dalam menyusun album Pasca Falasi.

“Falasi sering kali tanpa disadari hadir mewarnai ruang hidup kita. Mulai dari obrolan di ruang maya hingga nyata, dalam grup keluarga hingga di ruang keluarga, diskusi sembari ngopi, berita di televisi, koran, buku-buku favorit, di mana pun medianya dari yang ranahnya begitu privat sampai bahkan ke level-level yang lebih masif. Falasi bisa hadir sebagai bentuk-bentuk seperti: alat pemutar balik fakta, pembodohan publik, provokasi, narasi-narasi pemecah belah, pembunuhan karakter, menghindari hukum, untuk meraih kursi atau posisi tertentu, apa pun banyak lagi jenisnya dan ini semua sering kali kita, hmm…gua lakukan deh hahaha. Bahkan, saat ini pun mungkin gua sedang menuliskan narasi falasi yang lain,” ungkap Bismo menjelaskan sedikit tentang bentuk Falasi.

Bersifat multi tafsir dan metafora, Bismo dan Audi yang berperan cukup besar merangkai syair  menjejalinya dengan kata-kata tidak umum, mengutarakan bahwa ‘Pasca Falasi’ dimaksudkan untuk memiliki interpretasi terbuka dari orang-orang yang akan mendengarkan album tersebut. “Bahasa (berat atau tidak) ini kan soal seberapa besar usaha orang mau ngerti gitu lho.” Hal ini terkait dengan periode empiris yang dialami Bismo dimana, ia pada saat menulis lirik-lirik di dalam album ini, tidak ingin membuat sesuatu yang mudah dipahami orang”, ujar Audi.

Melalui siaran pers yamg diterima, Bismo juga menceritakan bahwa konsep dari album Pasca Falasi adalah chaos and order atau kekacauan dan keteraturan. Konsep ini juga yang akhirnya membentuk album Pasca Falasi kaya akan artwork, yang mana setiap lagu memiliki interpretasi visualnya. Mulai dari kumpulan manusia koran pada single “Alibi Abadi”, bendera kuning di “Ephemeral”, simbol kepala yang dipegang pada single “Supernova”, kolase orang-orang di jalan pagi hari pada “Montase di 7 Pagi”, dan warna hijau yang mendominasi cover single “Hiatus”, menandakan ciri visual yang beragam.

7 lagu lain dari album Pasca Falasi pun memiliki artwork masing-masing sehingga memberikan keseruan tersendiri saat menikmatinya. Siasat dilakukan, agar tidak terjadi miskonsepsi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa ‘Pasca Falasi’ merupakan album konsep - Satu Per Empat bergegas mengundang para pendengarnya  untuk terjun lebih dalam ke dunia ‘Pasca Falasi’ melalui video album - yang masih bisa dinikmati saat ini -  garapan Sunyata Studio berdurasi 45:14 menit di YouTube mereka pada Rabu, 14 Oktober 2020. Artwork ini pun juga dirilis dengan kolaborasi bersama Berita Angkasa Music Store pada akhir Oktober 2020 lalu dalam bentuk box set.

Dalam proses rekaman yang memakan waktu 2 tahun ini, Pasca Falasi diproduseri dan di-mixing oleh Bayu Perkasa bersama gitaris Audi Adrianto. Satu Per Empat memberikan ruang eksplorasi penuh kepada Bayu dalam prosesnya. Salah satu keunikan proses rekaman Pasca Falasi adalah proses take drum dan vokal yang tidak menggunakan studio, melainkan di ruang tengah sebuah vila di bilangan sawangan. “Pingin dapet suara drum yang ‘big’ dan natural. Itu butuh ruangan yg ceilingnya tinggi kalo di studio bisa diakalin melalui proses mixing tapi sebisa mungkin pingin nyoba yang natural (approach-nya)”, jelas Audi.

Ia juga menambahkan bahwa suasana tidak berada di studio sangat berpengaruh ke mood dan pressure saat melakukan rekaman, “suasana yang bisa nginep di rumah gede cuman full ngerjain rekaman. Ini yang utama lebih nyari seru-seruannya. Terlebih lagi kayaknya Bismo lebih nyaman rekaman di tempat yang santai dan bebas boleh jam berapa aja, minum, dan ngerokok. Gak kayak di studio”, tutup Audi.

BACA JUGA - “The Coolest Orangutan in The Jungle” : Pesan Sosial dan Pelestarian Budaya Ala Aknostra

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner