"Tell Me What To Do", Single Dansa-Dansi Indische Party

Keterangan foto di atas: Indische Party bersama Jimi Multhazam dan Toma Kako beserta Wahyu Acum Nugroho - Foto: Anggik Yoga Prayuda

Setelah 2,5 tahun hibernasi cipta karya, akhirnya dirilislah "Tell Me What To Do" dari Indische Party. Lewat single ini, mereka membocorkan warna baru musik yang akan dituangkan di karya-karya selanjutnya.

Indische Party adalah sebuah grup musik college rock yang berdiri di Jakarta pada tahun 2011 dan lahir dari rahim suci kampus seni terwahid: Institut Kesenian Jakarta. Tak perlu diragukan lagi, kampus ini salah satu yang terbaik dalam menghasilkan grup musik; sebagian besar jebolannya menjadi warna warni tersendiri peta musik arus pinggir di Indonesia.

Tidak hanya soal musik, namanya juga kampus seni - elemen lain dari A-Z - bentukan dari ranah kesenian, kebudayaan dan literasi dicetak di institut yang ada di Jakarta Pusat ini. Rata-rata dari mereka sukses dengan disiplin ilmu yang digeluti. Begitu banyaknya, jika perlu disebutkan pun tidak akan cukup hanya menyebut satu nama saja.

Panggung ke panggung kemudian dilakoni, hingga akhirnya mampu merampungkan album debut Indische Party yang dirilis tahun 2013 oleh label Demajors Independent Music Industry. Album ini cukup mencuat ke permukaan dan mewarnai musik arus pinggir Indonesia. Selang dua tahun, tepatnya di tahun 2015, Indische Party kembali merilis satu EP On Vacation yang direkam di Abbey Road Studio, London, Inggris dan satu album penuh ANALOG di tahun 2016. Disusul serangkaian tur promosi di 2017 untuk album ANALOG, menyambangi Malaysia, Inggris serta Belgia

Setelah 2,5 tahun hibernasi cipta karya, akhirnya dirilislah "Tell Me What To Do" pada 29 September lalu di Panhead, Jakarta Selatan. Selain sebagai ajang penayangan perdana, pesta peluncuran berkesan intim pun dibuat selain dari menjual rilisan fisik dalam bentuk kaset pita single tersebut.


Kaset "Tell Me What To Do" yang dirilis dalam jumlah terbatas - Foto: Anggik Yoga Prayuda

Ada hal berbeda lainnya dari dua album penuh dan satu EP sebelumnya. Dengan dirilisnya single “Tell Me What To Do” citra lawas semakin ditinggalkan. Demi wujud yang lebih modern tanpa merubah total esensi dari Indische Party.

Japs Shadiq sang vokalis menjelaskan, “Single ini adalah pintu pembuka Indische Party menuju album baru. Jadi lewat single ini, kita kasih teaser akan seperti apa arah dan bentuk Indische Party ke depannya. Layaknya manusia yang selalu berubah, kita sebagai band juga berubah. Setelah album pertama dan kedua yang bergaya lawas, sekarang kita ingin memperkenalkan audio dan visual yang lebih modern tanpa menghilangkan esensi Indische Party,” ujarnya dalam siaran pers.

Single “Tell Me What To Do” juga merupakan penanda bahwa saat ini Indische Party tengah menyiapkan album ketiga mereka dan berkolaborasi dengan Jimi Multhazam (The Upstairs/MORFEM) yang didapuk selaku produser untuk album ini. Selain itu, ada nama Toma Kako yang membuat konsep dan menggarap keseluruhan video musiknya. Nuansa 80-an dan dansa merupakan dua hal yang paling menonjol dalam video musik “Tell Me What To Do”.

Selain lagu baru, Indische Party juga memperkenalkan logo baru yang digarap juga oleh Toma Kako dan anggota baru, yaitu Warman Nasution di posisi gitar. Indische Party dan Toma Kako mengajak Samo Rafael dan Tatyana Akman sebagai pemeran utama di video musik ini, dua seniman yang wajahnya bisa dengan mudah dilihat lewat film-film yang mereka bintangi seperti Sebelum Iblis Menjemput dan Ini Kisah Tiga Dara. Selain mereka berdua, juga ada Teater Pandora yang membantu meramaikan video musik yang disutradarai oleh Dian Tamara dari Toma Kako ini.

BACA JUGA - Mempresentasikan Rock 'n Roll Khas Indonesia ke Publik Eropa

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner