Tatap Muka Bersama Para Pemilik Terapi Ampuh Nu-Gaze, Heals

Tatap Muka Bersama Para Pemilik Terapi Ampuh Nu-Gaze, Heals

Malam Rabu (5/11), itu dikepung oleh cuaca dingin yang cukup menusuk ke dalam tulang ini karena sore sebelumnya Bandung diguyur hujan cukup deras. Saya menyusuri Jalan Tirtayasa, Bandung untuk menemui salah satu band asal kota kembang yang kredilitasnya cukup potensial. Satu kafe mini yang lumayan tertutup oleh rindang pepohonan membuat saya bingung apakah benar tempat ini kita janjian alias kencan dengan mereka? Ehm dan akhirnya saya menemukan mereka sedang asyik mengobrol. Disitu saya langsung berkenalan dengan grup yang dinamai Heals. Mereka merupakan sebuah grup alternative rock/nu-gaze asal Bandung yang beranggotakan lima muda-mudi kece. Aw!  Alyuadi Febryansyah/Aldead (gitar, vokal), Reza Arinal/Ejasaurus (gitar, vokal), Octavia Variana Lantang/Via (bass, vokal), Muhammad Ramdhan/Rara (Gitar), dan Adi Reza/Cumi (drum) adalah line-up yang berada dalam tubuh Heals.

Dengan ditemani minuman segar dan beberapa batang sigaret membuat perbincangan malam itu semakin hangat. Eja, sang gitaris membuka cerita awal terbentuknya Heals dengan sisipan unik didalamnya. Awal terbentuknya Heals ialah saat masih diisi oleh empat orang (Aldead, Ejasaurus, Rara, dan Via) yang menyukai beberapa band yang kini mempengaruhi Heals dalam bermusik yaitu Amusement Parks On Fire, My Vitriol, Slowdive, Cocteau Twins, Teenage Fanclub, dan Tokyo Shoegazer.

Hari demi hari berlalu dan banyak melewati hari bersama tanpa adanya produktivitas. Sehingga dalam penatnya malam, mereka memutuskan untuk memproduksi dan menulis lagu. Pada esok harinya empat pemuda ini mendatangi rumah Adi Reza yang terletak tidak jauh dari teritori tempat berkumpul, sambil melakukan perbincangan hangat dan persuasif untuk mengajak Adi Reza bergabung dalam mengisi kekosongan pada posisi drum. Adi Reza pun menyetujui untuk bergabung dengan Heals.  “Awalnya sih karena suka nongkrong bareng dan masing-masing diantara kita juga punya band, pengen aja nge-band bareng-bareng,’ ujarnya dengan cukup santai. FYI masing-masing personil Heals tergabung dalam band yang namanya sudah menghiasi gig-gig di skena Bandung seperti technical grind/mathcore-outfit Caravan Of Anaconda; grup experimental/prog-metal, Fix Me Icarus; dan unit groovy death metal, Hellbeyond.

Mereka berlima mulai serius menjalankan band ini karena lolos audisi salah satu pensi SMA negeri favorit Kota Kembang. “Sambil ngeceng adik-adik gemes disana jugalah pastinya (tertawa),’ tambah pria berkacamata ini.

Nama Heals dipilih karena semua orang butuh obat yang dapat menyembuhkan apapun dalam hidupnya.”Kami semua setuju dengan nama itu dan akhirnya pengen semua yang dengerin bisa terobati dengan kondisi musik hari ini,” Imbuh Eja kembali dengan nada yang antusias

Warna shoegaze/nu-gaze dipilih karena Heals ingin mengangkat lebih jauh ke permukaan, musik yang akarnya berasal dari Tanah Britania tersebut. “Kami ingin jenis musik yang sedang mengalami dying scene ini kemnali didengar sama orang lain , kita ingat dulu band-band seperti Cherry Bombshell, The Milo,Gorgeous Smile, Kubik dan Jelly Belly membesarkan scene ini di Bandung”, ungkap Eja kembali, sang gitaris sambil menikmati rokoh putih dan menyedot habis jus segarnya. Slurrppp!!!!

Tetapi sejujurnya, dari masing-masing personil Heals mempunyai selera musik yang berbeda walupun masih dalam lingkup balutan enerjik alternative. Seperti Reza Cumi yang mengadaptasi ketangkasan Foo Fighters ataupun Soundgarden, Rara dengan grunge romantic Silverchair-nya, dan juga kesamaan selera antara Aldead, Eja, dan Via yang menggemari My Vitriol, Amusement Parks On Fire, Cocteau Twins, post punk terkini seperti Whirrr dan Anne, sampai raungan kasar The Smashing Pumpkins.

Pada akhir September 2014 kemarin, Heals baru saja melepas single bertajuk "Void". Dalam proses produksi lagu ini mereka melibatkan Hadiyan Fazari dalam proses recording, dan Bian Krisnadwi dalam proses mixing. ‘Void’ merupakan karya yang memiliki syair kontemporer yang dibumbui nuansa ruang hampa udara ataupun dunia alam bawah sadar. ‘Void’ menceritakan tentang sebuah titik dimana seseorang berada di dalam ambang batas kesendirian, tanpa ada simbiosis lainnya yang mewarnai hidupnya dan dikemas dengan balutan nada yang fluktuatif. Film bergenre sci-fi yang berjudul “Gravity”, secangkir teh manis panas dan satu batang cokelat pun menjadi inspirasi dalam proses pembuatan syair ‘Void’. Lagu yang berdurasi sekitar 4 menit ini merupakan karya pertama dari Heals yang akan disusul sebuah rilisan fisik di pertengahan tahun depan.
 

‘VOID’ juga dapat di akses dan di unduh melalui iTunes Store dengan membayar $ 0.99 atau Rp. 5.000. Berikut adalah link untuk mengakses ‘VOID’ di dalam iTunes Store.

https://itunes.apple.com/us/album/void-single/id922339759

Contact:

http://instagram.com/healsmusic/

https://twitter.com/healsband

www.soundcloud.com/healsmusic

https://play.spotify.com/artist/52VDpGdCBD0RnoXlpCYIgL?play=true&utm_source=open.spotify.com&utm_medium=open

Oleh: Karel

Foto: Heals Docs

View Comments (1)

Comments (1)

  • nanananut
    nanananut
    11 Nov 2014
    yiihaaaaa nu-gaze hmmmm...Nice
You must be logged in to comment.
Load More

spinner