Tandai Perjalanan 11 Tahun Bermusik, Camestay Rilis Album ‘Bla...Bla...Bla...Di Antariksa’
Sumber foto : Diambil dari siaran pers Camestay
Album kedua BLA...BLA...BLA...DI ANTARIKSA, menjadi penanda sekaligus merangkum perjalanan mereka hingga di titik saat ini, melewati berbagai proses termasuk evolusi musikal
Tak kalah penting dari album pertama yang disebut-sebut memiliki unsur paling jujur dan apa adanya, album kedua pun menjadi pintu pembuka untuk melebarkan kreasi dan eksplorasi musik yang lebih luas bagi para musisi/band. Begitu pun bagi Camestay yang membuka berbagai unsur kebaruan mereka di album kedua yang diberi judul BLA...BLA...BLA...DI ANTARIKSA.
Camestay merupakan unit punk asal Jakarta yang telah berdiri sejak 11 tahun lalu. Album kedua BLA...BLA...BLA...DI ANTARIKSA, menjadi penanda sekaligus merangkum perjalanan mereka hingga di titik saat ini, melewati berbagai proses termasuk evolusi musikal, kemudian dirangkai dengan sudut pandang masing-masing personil, melalui Jajo Sparrow (Guitar & Vocal) bersama Dicky Panther (Bass & Vocal).
Untuk meramu isi lirik, warna musik, serta aransemen dalam setiap materi di album kedua Camestay, Jajo dan Dicky mencoba menjauh dari idealisme masing - masing dengan melampaui sudut pandang yang tidak pernah diungkapkan dan dilakukan sebelumnya. Dengan demikian mereka pun menyebut, bahwa album ini tidak identik dengan stereotip ‘Punk’ yang lekat dengan perlawanan frontal tanpa kompromi.
Dalam album kedua BLA...BLA...BLA...DI ANTARIKSA, Camestay pun berbagi kebersamaan untuk saling mengisi dengan menghadirkan kolaborator. Menie Hepilogue, di lagu berjudul “GETAR HALILINTAR” yang bernuansa punk n skank, dan lagu “SUARA SEMESTA” bersama Dikka dari FAMILY OF BASTARD dengan musik punk rock yang kental.
Album kedua BLA...BLA...BLA...DI ANTARIKSA untuk sementara ini hanya rilis dalam format fisik bersama label independen Forest Cat Record di bawah naungan Random Walk Management. Bisa didapatkan secara langsung dengan menghubungi Camestay melalui akun instagram @camestaymerchandise.
"Kami ingin tetap menjaga spirit sebuah band yang pernah ada, dimana para pendengar dan penikmat musik dengan sadar mencari, berburu rilisan fisik band yang mereka suka dan sedang hype, kami juga ingin mengingatkan bahwa semaju apapun dunia serta teknologi berkembang, hal hal old School seperti ini harus ada. Agar esensi - esensi serupa tidak hilang dan dilupakan." tutup Camestay.
Comments (1)