Supersoda Kembali Merilis Single Baru Usai Bangun Dari Tidur Panjang

Supersoda Kembali Merilis Single Baru Usai Bangun Dari Tidur Panjang

Sumber foto : Press release Supersoda

Secara isian musiknya, lagu ini bernuansa rock, yang diselingi oleh aroma dream-pop, dengan bebunyian synth dan piano. Bedanya, di album ini menurut Windu adalah absennya instrumen gitar dalam isian musiknya.

Sepanjang 2017-2018, Band asal Jimbaran, Bali, Supersoda terlihat kembali disibukkan dalam penulisan lagu, penggarapan album, dan intensitas manggung, setelah ‘terlelap’ bertahun-tahun. Kembalinya mereka ini dikuatkan dengan benang merah yang lebih tegas dalam identitas karya musiknya, yang mereka hadirkan dan tawarkan dalam album self-titled. Sebuah album yang terinspirasi dari musik-musik semisal indie-pop, rock, dan folk. Lewat sebuah single berjudul “Sisakan Aku”, mereka persiapkan menjelang momentum rilis albumnya nanti.

Ketika ditanya tentang arti lagu ini, Windu, (vokalis/kibordis) menuturkan jika lagu ini bercerita tentang bagaimana mengenang semua hal yang berarti di masa lalu, seperti mengenang kembali simbiosis atau silaturahmi di masa lalu, karena menurut mereka, saat ini tentulah sudah banyak hal-hal yang berlalu dari hidup. Menariknya lagi, lagu ini bisa diinterpretasikan secara multidimensional. Bisa berupa kenangan dengan orang-orang yang berarti dalam hidup kita, bisa juga hubungan manusia dengan alam sekitar.  

Secara isian musiknya, lagu ini bernuansa rock, yang diselingi oleh aroma dream-pop, dengan bebunyian synth dan piano. Bedanya, di album ini menurut Windu adalah absennya instrumen gitar dalam isian musiknya. Namun, ketiadaan gitar justru memicunya untuk mengeksplorasi elemen-elemen yang berasal dari keyboard, atau pun instrumen virtual yang berasal dari komputer dan iPad.

Untuk band yang sudah ‘lunglai’ bertahun-tahun, menyelesaikan album tentulah terdengar hampir mustahil. Butuh keberanian ekstra untuk membangun kembali motivasi, waktu dan tenaga. "Kami ingin menyelesaikan apa yang kami mulai", tegas Gusdek, sang drummer. "Kendala tiap hari pasti ada, tapi obatnya ya cuma kemauan," pungkasnya.

Untuk penggarapan albumnya sendiri, mereka menuturkan jika disela-sela kesibukan masing-masing personil, tidaklah mudah menemukan jadwal untuk proses album. Di sela berbagai tantangan, beruntunglah mereka memiliki teman-teman yang bersedia membantu, baik teknis maupun support moral, seperti Deny Surya, Ardy Bolank, Ian J. Stevenson, dan masih banyak lagi.

Selain bantuan dari teman-teman musisi, tak kalah berharganya juga adalah bantuan artistik, seperti desain sampul depan album ini yang dikerjakan oleh seorang sahabat mereka, Jakob Tranberg, yang dikenal kerap menggarap sampul album untuk banyak musisi internasional, seperti Aqua, Safri Duo, The Raveonettes, DAD, Tim Christensen, dll. Seniman kawakan Bali, Putu Ebo juga memberi andil dalam penyemaian artwork.

Sebagai tambahan, setelah selesai dengan proses rekaman, sang bassis, David memilih untuk mengejar kariernya sebagai musisi profesional lintas benua. Posisi kosong tersebut kemudian diisi oleh Dimas Natsir, yang sebelumnya dikenal sebagai bassis band Caroline, dan juga kerap mendukung Morelia.

BACA JUGA - “Devil Resurrection” Jadi Penanda Jika The Corals Semakin Perkasa

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner