Suarakan Kampanye 'Stop Bullying', Saly Yuniar Rilis

Suarakan Kampanye 'Stop Bullying', Saly Yuniar Rilis "Sendiri"

Artwork didapatkan dari siaran pers.

Berdasarkan pengalaman pribadi dan cerita dari murid-muridnya, Saly Yuniar merilis debut singlenya berjudul "Sendiri". Lagu ini ditujukan untuk menyuarakan kesadaran akan dampak buruk bullying dan menjadi healing bagi para korban.

Nama Saly Yuniar sudah cukup familiar di industri musik tanah air. Diawali dari karirnya sebagai penyanyi cilik, ia melanjutkan karir musiknya di usia dewasa lewat berbagai proyek juga melalui ajang pencarian bakat di salah satu televisi swasta. Juga, ia berprofesi sebagai seorang guru vokal di Surabaya, yang mana makin membuktikan keseriusannya di dunia musik.

Namun, ternyata cerita Saly di dunia musik tidak semulus narasi di atas. Kenyataannya, karirnya sebagai penyanyi cilik harus dihentikan paksa di era '97-'98. Kondisi tersebut terkait dengan hadirnya isu akibat situasi pemerintahan Indonesia yang memanas dan Saly terdampak karena ia merupakan keturunan etnis Tionghoa dan di era tersebut ia dianggap sebagai "kaum minoritas". Transformasinya terjadi 15 tahun pasca kejadian tersebut.

Masih berkaitan dengan pengalaman pribadinya, sebagai seorang guru vokal ia juga kerap mendengar cerita dari murid-muridnya yang menjadi korban bullying. Saly yang juga seorang bully survivor merasa relevan dengan kondisi murid-muridnya hingga terpicu untuk membuat karya yang berfokus untuk menyuarakan stop bullying.

Atas alasan tersebut, Saly akhirnya merilis single perdananya yang bertajuk "Sendiri". Dirilis pada 28 Mei 2021, lagu yang mengusung genre pop ini mengedepankan kampanye stop bullying, juga diharapkan agar bisa menjadi sebuah karya untuk healing. Di lagu ini, ia menggabungkan karakter musik medieval, Chinese instrumental (Guzheng), piano dan strings section yang direkam secara akustik. Lagu ini berhasil dirilis dengan bantuan Pincha Records sebagai manajemen produksi.

Dalam penggarapannya, Saly dibantu juga oleh Aya GW sebagai penulis lirik dan produser. Selain itu, ada pula peran Indra Qadarsih (BIP, Oxytrone, General Maya) sebagai sosok eksekutor mastering dan final audio. Semakin menarik, lagu ini digarap sedemikian rupa dengan banyak unsur-unsur dan pesan baik secara langsung maupun tersirat. Termasuk juga dari segi durasi, di mana total durasi adalah 3.33 detik yang merupakan filosofi dari 333 angel number dan pada menit 2.33 ada unsur Glossolalia (Speaking in Tongues).

BACA JUGA - Sisi Lain Korban Bullying Tergambar di Single Baru Bagus Purwodito

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner