Simak 'Wajah Baru' Tesla Manaf Dalam Moniker Kuntari

Simak 'Wajah Baru' Tesla Manaf Dalam Moniker Kuntari

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Orange Cliff Records

Dengan nama Kuntari, karya-karya Tesla kemudian bermuara lewat album perdananya yang berjudul Black Shirt Attracts More Feather, yang merupakan representasi dari wajah baru seorang Tesla Manaf.

Torehan 9 album sepanjang 10 tahun karir bermusiknya bisa dibilang bukan pencapaian yang sembarangan bagi seorang musisi, terlebih jika kesemua albumnya bisa dibilang punya ‘isian’ kuat, lengkap dengan segala estetika karya yang patut diperhitungkan. Namun tidak lantas berhenti bereskplorasi, Tesla Manaf masih menawarkan ragam pola kreasi seru dalam karya-karyanya. Kini, dengan moniker Kuntari, ia serius dalam meracik eksperimennya di bawah panji musik elektronik.

Dengan nama Kuntari, karya-karyanya kemudian bermuara lewat album perdananya yang berjudul Black Shirt Attracts More Feather. Bisa dibilang album ini merupakan representasi dari wajah baru seorang Tesla Manaf dengan 'nama barunya'. Dilansir dari siaran pers yang DCDC terima, bebunyian di tujuh nomor pada paket karya tersebut merepresentasikan banyak hal, tapi secara garis besar materi-materi di dalamnya memaparkan sebuah ide, bahwasanya terkadang manusia lebih fokus terhadap kesalahan orang lain ketimbang milik pribadi.

“Black shirt attracts more Feather itu perumpamaan saya terhadap orang lebih cenderung merhatiin bulu yang nempel di baju gelap dibanding di baju terang biarpun jumlahnya sama aja. Semacam manusia lebih punya kecenderungan menilai sesuatu yang salah di orang lain tapi bias atau gamau tau sama perlakuannya sendiri,” ungkap Tesla.

Menguatkan torehan musiknya, Tesla kemudian melengkapi paket karya tersebut dengan artwork yang juga menarik, lewat gambaran sesosok unggas. Menurutnya, hal ini berkaitan dengan haluan musiknya yang telah berubah sepenuhnya dan juga merupakan penanda bahwa pada Januari 2020 ini, telah genap dua tahun ia meninggalkan gitar untuk beralih ke noisebox.

Artwork untuk album Black Shirt Attracts More Feather (kredit tidak disertakan)

“Unggas, seperti Cendrawasih, itu cantik banget kalau dilihat sekilas dari jauh, begitu juga unggas lainnya. Tapi kalau dilihat dekat itu ada detail yang menurut saya gruesome di sekujur tubuhnya,” tutur Tesla. Menurutnya, itu merupakan pemaknaan yang pas untuk karir musiknya yang telah bergeser 180°.

Lebih jauh lagi soal pemaknaan, ia pun menjelaskan kalau orang lebih cenderung melihat achievement dia di masa lalu tanpa melihat kerapuhan yang dia miliki, yakni ketika dia serius berjuang di jalur ini. “Biarpun banyak orang/komunitas nolak saya diawalnya, tapi saya nunjukin kalau saya bisa ngasih kontribusi di dunia eksperimental Indonesia”, ujarnya.

Melalui Orange Cliff Records, Black Shirt Attracts More Feather sudah bisa dinikmati pada berbagai macam layanan streaming digital seperti Spotify sejak 15 Januari 2020. Versi kasetnya pun akan segera dirilis. Silakan pantau media sosial Orange Cliff Records untuk keterangan lebih lanjut.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Orange Cliff (@orangecliff) on

BACA JUGA - Tradeto ; Tentang Moniker, Musik, dan Isu Alam

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner