Simak Deretan Para Pahlawan Musik Pilihan Rachun

Simak Deretan Para Pahlawan Musik Pilihan Rachun

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Rachun

Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 2021, Rachun menengok kembali ke belakang, mengenang deretan musisi lokal yang menjadi pahlawan bagi setiap personelnya 

Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 2021, Rachun menengok kembali ke belakang, mengenang deretan musisi lokal yang menjadi pahlawan bagi setiap personelnya, mulai dari Besok Bubar, FSTVLST, Dried Cassava, dan Zeke and The Popo. Rachun menghadirkan sebuah kompilasi sesi video dengan membawakan ulang lagu “Besok Mati”, “Tanah Indah Untuk Para Terabaikan Rusak Dan Ditinggalkan”, “Be Myself”, dan “Mighty Love” sebagai karya musik yang menemani perjalanan mereka.

Palagan 10 November 1945 di Surabaya akhirnya membuka kaca mata dunia memandang perlawanan gigih pemuda-pemudi Indonesia kala itu. Masa-masa revolusi fisik agresi militer ke II Belanda dibantu Sekutu, pada kemudian hari, diperingati oleh seluruh lapisan bangsa Indonesia sebagai Hari Pahlawan. Momen khusyuk ini dimanfaatkan untuk mengenang jasa para pahlawan Nuasantara yang begitu elan mengusir para penjajah dan mengukuhkan terbentuknya NKRI. Berbanding lurus dengan itu, pada peringatan Hari Pahlawan 2021, Kemensos menerbitkan Pedoman Pelaksanaan Peringatan Pahlawan Tahun 2021 bertema Pahlawanku Inspirasiku.

Menggaris bawahi kata pahlawan, hal itu kemudian melahirkan interpretasi beragam, karena nyatanya siapa saja bisa menjadi pahlawan. Mereka tidak selalu berperang dengan senjata tajam atau api. Orang-orang yang berkarya pada ranah musik pun dapat menyelamatkan hidup orang lain, menggerakkan massa, bahkan mengajak khalayak untuk percaya pada harapan. Siapa saja, termasuk musisi, dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Contohnya, seniman Lekra yang kurang dikenal bernama Prohar Sudharnoto (diketahui merupakan pencipta lagu wajib nasional “Garuda Pancasila” sekaligus Penata musik film terbaik yang dipenjara rezim Orde Baru). Prohar Sudharnoto merupakan seorang anak dokter, komponis, ilustrator film Indonesia, penggubah “Mars Pancasila”, penyalur es batu Petojo di Jakarta, dan pernah menjadi sopir taksi untuk hostess pada tahun 1969, setelah rusak nama dan hidupnya di cap tapol. Beliau tutup usia 21 tahun lalu, tanggal 11 Januari.

Tanpa berniat meluhurkan atau lebih dari sekadar nostalgia, Rachun menampilkan sebuah kompilasi sesi video dengan membawakan daur ulang lagu “Besok Mati”, milik Besok Bubar, zaman gw SMA tuh kayak nggak ada musik rock di antara Seringai sama The SIGIT. Besok Bubar tuh jadi penengah heavy riff dan grunge yang berantakan yang rasanya belom ada lagi yang melakukan itu sampe hari ini. Dan “Besok Mati” kayaknya punya lirik yang akan selalu relevan sampe akhir zaman, kayak lirik “aturan dibuat hanya untuk dilanggar / tak perlu khawatir asalkan setoran lancarrrrrr.” Ya sampe sekarang masih kesebut terus kalo lagi ngobrol.” ungkap Firas (bas, vocal) yang baru-baru ini memperkenalkan prooyek solonya – tingboy lewat sebuah single berjudul “URAI”.

Lagu berikutnya “Tanah Indah Untuk Para Terabaikan Rusak Dan Ditinggalkan” dari grup musik rock asal Jogja, FSTVLST. Ode, sang drummer Rachun mengganggap band besutan seniman bunglon Farid Stevy ini sebagai ‘pahlawan’ karna kandungan liriknya yang terkoneksi dengan Ode dan membantu dirinya untuk proses penyembuhan diri dari situasi-situasi yang buruk. “Musik dan lirik lagu ini udah nemenin gw dari jaman kuliah dan sering kali berhasil bikin gw nggak ngerasa sendirian.” terang  Ode.

Lalu ada cover lagu “Be Myself” dari grup indie rock Jakarta, Dried Cassava. Menurut Yudhis (vokalis & gitaris) dirinya pertama kali mendengarkan Dried Cassava via platform MySpace. “Waktu itu “Be Myself” masih versi raw, belom kayak yang di album Mind Thieves. Buat gw, dua versi “Be Myself” sama-sama enak. Yang versi demo kerasa lebih marah dan temponya lebih cepet, bikin joget. Sementara, yang versi album lebih nyaman buat didenger.  Lagu ini, selain enak didenger, juga seru banget buat dimainin”. Sama seperti Firas, Yudhis baru saja mencetuskan proyek solonya dengan mengudaranya single berjudul “Pilu”.

Terakhir ada “Mighty Love” dari Zeke and The Popo sebagai karya musik yang menemani perjalanan Firas, Yudhis, dan Ode yang mengakui lagu tersebut sebagai lagu favorit dan teman latihan Rachun sejak mereka masih SMP. Lagu ini juga merupakan salah satu lagu pertama yang dibawain di panggung pertamanya Rachun, meskipun ketiganya mengakui jika yang paling nempel memang bukan versi EP Unrescued World, tapi versi album Space In The Headlines.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner