Shaggydog Menepi di Kaki Lereng Merapi

Shaggydog Menepi di Kaki Lereng Merapi

Foto di atas diambil saat proses karantina pembuatan album Putra Nusantara selesai. Dokumentasi resmi Shaggydog.

Di tengah komunitas musik bawah tanah, di sebuah kampung bernama Sayidan, hadir grup musik Shaggydog yang terbentuk pada 1 Juni 1997. Bertahan selama 22 tahun, Shaggydog berhasil menciptakan enam buah album. Putra Nusantara sebagai album ke-enam berhasil mengantarkan mereka pada sebuah pencapaian. Lewat lagu "Putra Nusantara" yang berkolaborasi dengan Iwa K dan Rock Da Mic, serta lagu "Ambilkan Gelas", Shaggydog menyabet penghargaan AMI Awards pada tahun 2017 dan 2018. "Ambilkan Gelas" juga sempat digubah dan direkam ulang menjadi single tersendiri bersama duo dangdut hip-hop, NDX AKA.

Selang tiga tahun dari album ke-enam, Shaggydog (akhirnya) kembali tergugah untuk merencanakan membuat album mereka yang ke-7. Prosesnya kurang lebih sama seperti saat membuat materi di album Putra Nusantara. Grup musik ska ini memilih menepi di sejuknya kaki lereng gunung yang disakralkan oleh masyarakat di sana. Merapi dipilih sebagai sarana berkontemplasi guna meracik komposisi dan formula musik yang baru dan segar.

Pemilihan lokasi yang sama bukan tanpa alasan, hal ini terkait dengan faktor hoki yang menaungi album sebelumnya yang diolah di tempat yang sama persis. Di dalam siaran pers disebutkan, Mas Heru dan kroni-kroninya menetap selama 10 hari. Ke enam personil Shaggydog diisolasi, dikarantina untuk lebih fokus dan mendalami proses pembuatan album. Tidak tanggung-tanggung, grup musik yang diisi oleh formasi Heru, Richard, Raymond, Bandizt, Lilik dan Yoyo memboyong seperangkat lengkap peralatan studio ke sebuah villa di kawasan Kaliurang.

Shaggydog tidak mengisolasi diri dengan tangan hampa. Mereka membekali diri dengan materi lagu yang cukup banyak, sekitar 25 trek dengan harapan dapat merekam master untuk album ke-7 Shaggydog yang masih belum diberi judul namun dijanjikan akan memberikan sentuhan warna yang lebih menarik. Eksplorasi yang jauh berbeda dari ke-6 album sebelumnya, hingga mereka sepakat untuk menyebut musik yang mereka mainkan sebagai “Doggy Stylee”, yaitu perpaduan antara beberapa unsur musik seperti ska, reggae, jazz, swing dan rock.

Tidak banyak grup musik yang mampu bertahan lama dengan personil yang tidak berubah atau berganti. Hal yang cukup langka dewasa ini. Butuh upaya dan faktor-faktor penting sebagai penyeimbangnya, baik eksternal maupun internal, terutama soal komunikasi yang baik. Hormat dan saling menghargai, mungkin itu dua dari sekian banyak kiat-kiat dalam menyatukan visi dan misi bermusik agar konsisten. Selalu satu frekuensi, selaras, sehati, senyawa, sejalan dan seirama tentu saja.

Tak juga dapat dipungkiri, pengalaman serta faktor kedewasaan juga menjadi kunci utama, berperan penting sebagai penyumbang ilmu terbesar bagi Shaggydog untuk selalu solid. Tidak terkecuali proses pembuatan materi, baik komposisi juga lirik untuk album dan lagu baru milik Shaggydog. Satu hal yang pasti, hal-hal berkenaan di atas, menjadi jaminan bahwa album terbaru mereka, akan lebih dahsyat dari sebelumnya.

BACA JUGA - 'Creative', Album Perdana Persekutuan Black Finit Berkolaborasi Dalam 8 Digit

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner