Seperti Apa Impresi Suara Mukbang? Temukan Jawabannya di Single Terbaru Rollfast

Seperti Apa Impresi Suara Mukbang? Temukan Jawabannya di Single Terbaru Rollfast

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Rollfast

Diakui oleh Rollfast jika “Garatuba” sendiri merupakan gabungan kata dari  Segara = Laut dan Tuba = Racun, yang dipadukan dengan realitas khayal tentang datang ke pesta makan besar di beach club. 

Pada awal tahun 2018 lalu jadi catatan tersendiri bagi kolektif musik asal Bali bernama Rollfast, pasalnya saat itu mereka menggodok materi lagunya di Puri Agung Jro Kuta, yang merupakan salah satu bagian bersejarah Kota Denpasar. Dikemas dengan metode live session yang menampilkan transisi perpindahan waktu; pagi, sore, dan malam, Video live session ini dibagi menjadi 4 segmen, dimana setiap segmennya berupa 1 sketsa materi yang dirilis secara bertahap.

Melanjutkan torehan kreasinya, Rollfast kembali dengan rilisan terbarunya, yang kali ini digambarkan lewat sebuah single berjudul “Garatuba”. Tidak hanya disajikan dalam bentuk audio, mereka juga menyajikan lagu ini dalam format video lirik. Ditambahkan pula oleh mereka, jika perilisan single ini sendiri merupakan cara yang mereka tempuh sebagai jembatan menuju album penuh kedua yang di jadwalkan akan dirilis pada awal Agusutus 2020, bersama Lamunai Records.

Menarik untuk dicatat jika single yang dirilis pertama kali dalam bentuk video lirik 3D modeling ini, masih menggunakan pendekatan visual yang sama dengan dua video lirik sebelumnya (Pajeromon dan Grand Theft Atma). Sedangkan secara isian diakui oleh mereka jika “Garatuba” adalah lagu kritik satire tentang keadaan di Bali saat ini, bercerita tentang konsep eksploitasi tanpa henti yang semakin meluas karena ketamakan dalam mengekploitasi lahan yang ada, baik dari pendatang atau pun masyarakatnya sendiri. Dengan dalil dan latar belakang bahwa Pulau Dewata adalah tujuan utama pariwisata di Indonesia tanpa memikirkan efek jangka panjang untuk masyarakat dan lingkungannya.

“Sedikit klise memang untuk membahas atau mencoba untuk memberontak (lagi) dengan apa yang sudah terjadi di Bali saat ini. Jadinya kita mencoba membuat suatu bentuk protes baru dengan teman-teman tongkrongan yang mempunyai semangat yang sama . Mencampur dan menabrakan semua perspektif yang ada. terlihat dalam visual video nya sendiri, kami mencoba mem-visualisakinan konsep “beach club diatas beach club” yang setiap tahun nya selalu bertambah, seperti rumah susun”, ujar mereka dalam siaran pers yang DCDC terima.

Sebagai tambahan, menurut rilisan pers yang DCDC terima, “Garatuba” sendiri merupakan gabungan kata dari  Segara = Laut dan Tuba = Racun, dipadukan dengan realitas khayal tentang datang ke pesta makan besar di beach club yang palugada (apa lo mau, gua ada). Selain itu, “Garatuba” juga menjadi proyeksi dari kerasukan kami dalam berbagai aspek yang ada di sekitar, di mana menurut sang gitaris, Bayu Krisna nada-nada dilagu ini adalah persona fiksi yang dibuat berdasarakan impresi bunyi mukbang, progresi template gitar rock generik dengan balutan beat-beat electronic music yang selalu terdengar kencang disetiap sudut café dan club di Bali.

BACA JUGA - Temani Pendengar di Masa Krisis, Erratic Moody Lahirkan Single Baru

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner