Sebuah Reuni Perasaan Dari Purpla Lewat Single

Sebuah Reuni Perasaan Dari Purpla Lewat Single "Timur Jakarta"

Foto didapatkan dari rilisan pers Purpla

Lagu "Timur Jakarta" ditulis oleh sang gitaris, Danishwara, yang terinspirasi saat dia menjalani kilas balik melewati area Kalimalang, Jakarta Timur, tempat di mana dia menjalani masa sekolah selama 12 tahun.

Pernah menjadi perbincangan lewat debut singlenya yang berjudul "Superealita" pada tahun 2017, band asal Jakarta bernama Purpla kembai melanjutkan episode perjalanan bermusiknya dengan kembali merilis single terbarunya. Dua tahun pasca kemunculan perdananya, band ini kemudian menemukan trigger kembali untuk muncul ke permukaan lewat single berjudul "Timur Jakarta". Dengan musik alternative rock/pop sebagai identitas karyanya, band yang digawangi oleh Danar Astohari (vokal), Dewandra Danishwara (gitar/keys), Bayu Malindo (bass) dan Dioma Asatsuku (drum) ini juga menyajikan single "Timur Jakarta" dalam format video klip, yang sudah bisa disaksikan pada tanggal 6 April kemarin.

Sebagai catatan, lagu "Timur Jakarta" ditulis oleh Danishwara, yang terinspirasi saat dirinya menjalani kilas balik melewati area Kalimalang, Jakarta Timur. Disana (Jakarta timur - red) Danishwara menghabiskan 12 tahun wajib belajar (SD, SMP, SMA), hingga ketika itu dituangkan dalam sebuah lagu, pada outputnya jadi sesuatu yang sangat personal untuk Danishwara. ‘’setelah menjadi perantau di Surabaya untuk kuliah selama hampir 5 tahun dan kemudian melanjutkan studi di Manchester, Inggris selama kurang lebih 2 tahun, Kembali ke Jakarta Timur adalah "reuni" perasaan tersendiri buat gue setelah 7 tahun tidak menginjakkan kaki di sini, banyak banget momen perjalanan hidup susah senang yang gue habiskan di sini." ujar Danishwara.

Satu kutipan menarik dari lagu tersebut yang berbunyi "…Mungkin tak sementereng (Jakarta) Selatan ataulah (Jakarta) Pusat…" menceritakan pengalaman saat Danishwara bersekolah dan selalu merasakan gap di pergaulan perihal Anak Selatan / Anak Timur, karena saat ia bersekolah, siswa-siswi di Jakarta Timur biasanya lebih tertinggal perihal trend dibandingkan siswa-siswi Jakarta Selatan.

Lagu yang juga dikuatkan dalam format visual berupa video klip ini melibatkan nama Dioma Asatsuku yang didaulat menjadi sutradara. Video klip ini dibuat dengan banyak konsep shoot POV agar penonton bisa merasakan suasana Jakarta Timur, khususnya di area Kalimalang yang menjadi inspirasi utama untuk penulisan lagu tersebut. Beberapa landmark yang diambil adalah area Pangkalan Jati, Radin Inten, SMPN 109, SMAN 61, serta beberapa titik angkutan umum populer untuk area tersebut yaitu M19, M26 dan juga M29. Proses syuting video ini dilakukan sebelum wabah Covid-19 menyebar di Indonesia, sehingga menjadi pengingat tersendiri bahwa "kesibukan sehari-hari yang biasa-biasa saja" adalah hal yang banyak dirindukan oleh masyarakat saat ini.

BACA JUGA - Sempat Vakum, SMSR kembali Dengan Jembatan Menuju Album Baru

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner