Sebuah Refleksi Dari Hari-Hari yang Tak Pasti Dituangkan Taut di “Siasat”

Sebuah Refleksi Dari Hari-Hari yang Tak Pasti Dituangkan Taut di “Siasat”

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Taut

Lagu “Siasat” berbicara mengenai refleksi akan hari-hari yang penuh ketidakpastian. Ketertautan rasa itu mendorong mereka untuk mengalihwahanakan puisi “Seperti Bubur” menjadi lagu berjudul “Siasat” ini

Sebuah single bisa jadi sebuah jembatan bagi pendengar dan si empunya karyanya dalam menjalin hubungan yang terkoneksi berkat kesamaan frekuensi. Baik karena musiknya, atau pun juga penulisan dalam liriknya. Pun begitu dengan yang diamini oleh Kugiran alternatif asal Yogyakarta, Taut, kala mereka merilis tiga buah single ke permukaan.

Merasa apa yang mereka buat punya imbas seru yang melahirkan konektivitas antara mereka dengan pendengarnya, tahun 2022 ini mereka kembali melahirkan karya. Kali ini sebuah lagu berjudul “Siasat” mereka rilis sebagai single barunya.

Grup musik yang terdiri dari Maliq Adam (gitar), Nerpati Palagan (vokal), dan Aji Prasetyo (drum) ini menjelaskan jika pada mulanya lagu “Siasat” ini merupakan sebuah puisi berjudul “Seperti Bubur”, tulisan Aloysius Bram yang beredar di internet. Hal ini disikapi Taut sebagai sesuatu yang menggelitik, di mana menurut sang vokalis, Nerpati dalam puisi tersebut ada kegelisahan yang tersambung, antara puisi Bram dengan kegelisahan mereka sebagai sebagai pekerja dan juga musisi.

Seperti sebelumnya, Taut selalu menjadikan pengalaman manusia akan cinta sebagai bahan baku pengkaryaan mereka. Baik cinta pada hidup, cinta pada keluarga, dan cinta pada kebijaksanaan sebagaimana nomor “Siasat” kali ini. Lagu “Siasat” berbicara mengenai refleksi akan hari-hari yang penuh ketidakpastian, terombang-ambing, dan sering terasa sepa tak bermakna. Ketertautan rasa itu mendorong mereka untuk mengalihwahanakan puisi Seperti Bubur menjadi lagu berjudul “Siasat” ini.

Siasat berbicara mengenai refleksi akan hari-hari yang penuh ketidakpastian, terombang-ambing, dan sering terasa sepa tak bermakna. Namun meski begitu, sang gitaris, Adam mengaku jika manusia selalu saja dapat menemukan celah dan bersiasat dari kemampatan-kemampatan tersebut. Ketertautan rasa itu mendorong mereka untuk mengalihwahanakan puisi Seperti Bubur menjadi rilisan pertama mereka di tahun 2022 ini.

"Kami ingin berbicara bahwa daya untuk terus hidup senantiasa ada dalam diri setiap insan. Mari kita merangkul daya itu," kata Nerpati. Simak lagunya di bawah ini.

BACA JUGA - Retlehs Interpretasikan 7 Dosa Mematikan di EP Perdananya

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner