"Seadanya" dari Jèmala, tentang Penerimaan untuk Kebahagiaan Paripurna

Foto didapatkan dari siaran pers. Kredit tidak disertakan.

Kisah tentang Jèmala dimulai kala dua pria bertemu di kantor yang sama dan berbincang santai di suatu hari. Adalah Anak Utara (moniker dari Riady) dan Theo Cahya yang saling melihat kesamaan dalam referensi maupun visi bermusik yang kemudian melahirkan Jèmala. Ingin mendokumentasikan ide-ide kreatif dalam bermusik, keduanya akhirnya memulai proses kreatif bersama, hingga akhirnya lahir lah "Seadanya".

Lagu ini ditulis oleh Anak Utara. Lewat "Seadanya", ia ingin menuangkan rasa cemasnya saat mengalami stagnasi kreatif, yang anehnya dialami justru saat ia benar-benar tahu apa yang ia inginkan dan apa yang perlu dilakukan. Ia lalu berkontemplasi dan bicara dengan orang terdekat, hingga kemudian ia sadar untuk tidak lupa mengapresiasi kebahagiaan-kebahagiaan terkecil sekalipun.

Kata "Seadanya" menjadi representasi paling pas untuk mereka berdua, yang mana menggambarkan penerimaan diri yang mendasar. Penerimaan dalam hal apapun, baik tentang pencapaian, tantangan hidup, ambisi, perjalanan, apapun itu. Seluruhnya harus disyukuri demi mencapai kebahagiaan yang paripurna. "Jalanin aja, toh kalaupun gak berhasil gue bisa dengan bangga cerita ke orang kalau gue udah usahain sebisanya, bukan karena gue diem doang," ujar Anak Utara.

Kini, "Seadanya" bisa dinikmati di berbagai pelantar musik digital. Juga, pada 1 Desember 2020, Jèmala akan merilis "Seadanya" dalam bentuk video lirik yang bisa disaksikan melalui kanal YouTube Jèmala.

BACA JUGA - "I Shouldn't Bring My Heart Next Time", Menikmati Sisi Trippy White Chorus

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner