Satu Dekade Absen, Orkes P3K Rilis EP ‘Credit Or Cash’

Satu Dekade Absen, Orkes P3K Rilis EP ‘Credit Or Cash’

Sumber foto : Rilisan pers Orkes P3K

Tepat 10 tahun sejak merilis EP Perdananya, Orkes P3K kembali menerbitkan EP yang kali ini mereka beri judul Credit Or Cash (Dibaca kredit orkes ) dengan balutan musik orkes yang menjadi resep jitu mereka selama ini.

Menyebutkan istilah P3K banyak diantara kita yang kemudian mengidentikannya dengan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Serius banget. Namun jika konteksnya ranah seni atau dalam hal ini dunia musik, P3K menemukan padanan lain yang lebih luwes dan sarat akan unsur becandaan. Adalah kolektif musik asal kota Tangerang bernama Orkes P3K yang menemukan padanan baru singkatan tersebut menjadi Para Pria Pria Kesepian.

Menjalani nasib kurang mujur dengan lawan jenis, para pria dalam kolektif ini mengaku tidak ada satupun wanita yang mau mendekati mereka karena musiknya yang anti mainstream, dan dibilang kampungan. Mungkin bukan yang pertama sebagai kolektif yang mengetengahkan orkes sebagai tajuk utamanya, tapi yang menjadi highlight dari Orkes P3K ini adalah cara mereka mengumpulkan segala keberanian dan kenekatan yang menggelora di dada, hingga akhirnya naik panggung untuk pertama kalinya pada hajatan ulang tahun negara, atau akrab dengan istilah ’17-an’(merujuk pada tanggal 17 Agustus-red).

Dengan bermodalkan kaset dari Orkes PSP, PMR, dan PHB para personil mengembangkan bakat memasaknya di dunia musik. Satu hal yang kemudian mereka tuangkan dalam sebuah EP yang mereka beri judul Maju Perut Pantat Mundur, yang dirilis pada tahun 2010, tujuh tahun sejak kolektif ini dibentuk tahun 2003 lalu.

Tidak puas dengan hasil yang kurang maksimal di EP tersebut, namun album yang dijual terbatas itu cukup mendapat respon positif, hingga hal itu berbuah manis kala mereka sering mengisi beberapa event kampus dan orang hajatan. Sampai akhirnya grup ini dibekukan sementara oleh UEFA karena melakukan Financial Fair Play (FFP), transfer pemain di bawah umur.

Tepat 10 tahun berselang akhirnya Orkes P3K kembali menerbitkan EP terbarunya, yang kali ini mereka beri judul Credit Or Cash (Dibaca kredit orkes ) yang meski secara nama terdengar menarik, namun diakui oleh mereka jika penamaan ini tidak mempunyai arti sama sekali. Album yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari dan dibalut dengan musik orkes yang sederhana ini menjadi resep jitu sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Album ini berisi 6 Lagu yaitu “Tukang Tagih”, “Senandung Malam Hari”, “Jomblonisasi”, “Artis Masa Gini”, “Susan (USI)”, serta “Dendang Persita”.

Untuk video klip sendiri Orkes P3K menjagokan “Susan (USI)” yang dibuat secara sederhana di sebuah studio ERK ketika recording. “Maklum saja karena lagi pandemi Covid 19 akhirnya hanya mengambil video atau foto di Studio ERK”, ujar mereka dalam siaran pers nya. Secara isian lirik, lagu ini bercerita tentang seseorang yang mempunyai kebiasaan mengumpulkan wanita, yang pada akhirnya menyerah ketika orang yang disuka mempunyai dua nama dan kepribadian yang berbeda. Seperti apa video klipnya? simak melalui tautan di bawah ini.

Sebagai tambahan, untuk susunan pemain Orkes P3K sendiri di album ini merupakan formasi ke empat yang mana hanya tersisa Aris (gitar) dari pertama kali terbentuk. Selebihnya banyak di transfer ke klub lain pada akhir musim. Adapun pemain Orkes P3K adalah : Fajri (penjaga gendang), Aris (tukang gitar), Julio (tukang gitar), Adam  (bass dan teman baiknya), Dede Ryan (mainin tamborin ), Predy (penyanyi kambuhan ).

BACA JUGA - Dari Cinta Hingga Kritik Dituangkan di Album Teranyar Orkes Pemuda Suka Klabing

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner