Rilis

Rilis "Rimba Membara", Muram Ikut Membakar Kalimantan

Foto didapatkan bersama siaran pers.

Kolektif berbasis rock muncul di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Mereka adalah Muram, kuartet yang diisi oleh Gorey (vokal), Feri (bas), Paboesky (gitar) dan Aulia (drum). Keempat nama ini bukan nama yang asing di dunia musik independen, khususnya di Banjarmasin. Sebelum bergabung dan membentuk Muram, mereka tergabung dalam band-band seperti The Rindjink, Dead Bunny, Rock N Roll Jahat! dan Carantivore.

Atas nama Muram, mereka melepas sebuah single dalam format video klip pada 4 November 2019. Lagu berjudul "Rimba Membara" jadi amunisi panas dari Muram, sepanas tema dan kondisi yang terjadi di rumah mereka. Kalimat-kalimat satir dilontarkan tentang pembakaran hutan yang terjadi di daerah Kalimantan.

Lewat musik stoner rock yang mereka mainkan, kita bisa paham dan terbawa energi serta emosi dari mereka, mewakili banyak suara yang ada di daerah sana, menentang dan berteriak pada oknum-oknum brengs*k yang meluluhlantakan hutan Kalimantan. Sekilas, gaya bermusik mereka mengingatkan pada Alice In Chains atau Soundgarden.

Muram adalah salah satu grup musik yang patut diwaspadai. Bukan hanya karena keberanian dalam mengangkat kritik di daerahnya, kemampuan secara musikalitasnya juga mumpuni. Tidak asal parau atau yang penting berdistorsi, mereka tahu betul bagaimana caranya mengaransemen musik. Bisa jadi benar apa kata Richie Petroza sebagai penulis informasi seputar Muram di siaran pers: "Muram adalah masterpiece musik independen Banjarmasin. Detik ini, Muram dengan "Rimba Membara"nya adalah yang terbaik dari yang pernah ada". Semoga karya-karya selanjutnya terus mengaminkan kalimat itu.

BACA JUGA - Rock '70an dari Pulau Dewata, Simak "After Self" dari Matilda

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner