“Restless Soul”, Gambaran Musikalitas dan Eksplorasi Lily Of The Valey

“Restless Soul”, Gambaran Musikalitas dan Eksplorasi Lily Of The Valey

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Lily Of The Valey

Diakui oleh Lily Of The Valey, single "Restless Soul" ini merupakan lagu paling gelap dan murung yang pernah mereka tulis dibandingkan lagu-lagu sebelumnya.

Awal Maret ini jadi sesuatu yang spesial bagi kelompok musik asal Denpasar, Lily Of The Valey. Mereka merilis single terbaru mereka yang berjudul “Restless Soul”. Single ini diakui mereka sebagai sesuatu yang dapat menggambarkan musikalitas Lily Of The Valey, yang menekuni musik selama lebih kurang empat tahun, dan mampu menjadi entitas dari berbagai eksplorasi musikal mereka.

Selain itu, single “Restless Soul” juga menjadi episode lanjutan dari single perdana mereka “I Saw You”, yang dirilis tahun 2016 lalu. Pada tahun yang sama mereka juga menggelar tour Jakarta-Bandung, dengan berbekal demo yang sempat direkam live berisikan lagu-lagu seperti “Fire” dan “Wild”, lewat bantuan dari Ian J. Stevenson sebagai sound engineer. Hingga akhirnya tiga tahun berselang setelah itu, mereka seakan ingin membuktikan bahwa Lily of The Valley masih tetap bernafas, dengan -salah satunya- ditunjukan melalui single “Restless Soul”.

Lebih jauh tentang single “Restless Soul” ini sendiri, menurut mereka single ini merupakan buah pemikiran yang ditulis berdasarkan peristiwa yang dialami sendiri oleh lingkungan personil. Serangkaian sudut pandang, kesedihan, kehilangan dan empati ketika menyadari seorang kawan yang berubah tabiat dalam seketika, kemudian menjadi pribadi yang tidak dapat mereka kenali. Atau dalam istilah yang mereka tuliskan menjadi keterasingan yang dialami oleh sosok depresif dengan jiwa yang lelah. Terbelenggu dalam misteri akan ketakutannya sendiri (gangguan mental).

Berdasarkan pengalaman tersebut, single ini merupakan lagu paling gelap dan murung yang pernah mereka tulis dibandingkan lagu-lagu sebelumnya. Wujud keprihatinan sekaligus kemarahan akan hal yang tak dapat mereka jamah, namun dapat dirasa dan dimaknai. Selain itu, diakui pula oleh mereka jika materi dalam lagu ini pun memiliki dinamika yang cukup berbeda, yang cenderung repetitif untuk lagu berdurasi sembilan menit, dan bahkan tak ada bagian chorus.

BACA JUGA - Well Whale Tawarkan “She’s a Punk”, Untuk Melawan Pikiran Konservatif

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner