Refleksi Pengalaman Masa Kecil di Album Terbaru Melancholic Bitch

Refleksi Pengalaman Masa Kecil di Album Terbaru Melancholic Bitch

Tema tentang propaganda mewarnai album terbaru Melancholic Bitch

 

Pasca album Balada Joni dan Susi yang dirilis pada tujuh tahun yang lalu, band asal Yogyakarta yaitu Melancholic Bitch akhirnya kembali merilis album terbaru. Album ini diberi judul NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) Bagian Pertama. NKKBS merupakan sebuah jargon di masa pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh presiden kedua Republik Indonesia, yaitu Soeharto. Jargon tersebut merupakan jargon yang menggambarkan sebuah konsep keluarga ideal bagi masyarakat Indonesia.

Program Keluarga Berencana (KB) berjalan sepanjang tahun 1980-1990an, dan program ini adalah program andalan pemerintahan masa orde baru yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi karena pada masa itu Indonesia berada di tahap negara pembangunan. Program ini merupakan bentuk dari sisipan ideologi politik Orde Baru hingga unit terkecil dari suatu masyarakat, yaitu keluarga. NKKBS Bagian Pertama ini merujuk pada sebuah narasi besar tentang keluarga, segala dinamikanya, dan berbagai perisitiwa politik Indonesia dari 1960an hingga sekarang. Propaganda merupakan tema utama dalam materi album ini.

Rilisan pertama dari album ini adalah “Bioskop, Pisau Lipat”. Single ini adalah sebuah refleksi pengalaman masa kecil sang vokalis Melancholic Bitch, Ugoran Prasad, atas propaganda Orde Baru yang mewajibkan anak sekolah untuk menonton film pemberontakan G30S/PKI yang wajib diputar setiap Hari Peringatan Kesaktian Pancasila. Film tersebut membangun konstruksi tertentu tentang “perempuan liar” dan “pisau lipat” seperti pada penggalan liriknya: “perempuan liar jangan dibiarkan main main pisau lipat.” Kalimat tersebut merupakan bentuk kiasan dari adegan para GERWANI yang menodongkan pisau pada para perwira kala itu. “Pengalaman digelandang ke bioskop jam 9,” sebagaimana disebutkan pada lagu ini, adalah bagian dari memori kolektif yang diingat oleh generasi Indonesia yang tumbuh pada 1980an.

Warna musik yang diproduksi oleh Trauma Irama Record ini terasa cukup beragam. Terdiri dari sebelas track hasil kerja bersama Richardus Ardita, Yennu Ariendra, Ugoran Prasad, Yossy Herman Susilo, Nadya Hatta, dan Danish Wisnu Nugraha (FSTVLST) ini memiliki komposisi yang lebih ringan dan riang.

Konser perdana album ini akan diselenggarakan pada 9 September 2017 di hall PKKH (Pusat Kebudayaan Koesnadi Harjosoemantri), UGM, Yogyakarta pukul 19.00 WIB. Proyek NKKBS Bagian Pertama ini berkolaborasi dengan seniman Akiq AW yang beberapa waktu lalu juga meluncurkan proyek dengan tema yang sama, Indonesian Family Portrait Series.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner