Ray Viera Laxamana Mengangkat Hal Kontradiktif Dalam Materi Barunya

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Ray Viera Laxamana

Ray Viera Laxamana, seorang musisi pendatang baru yang siap meramaikan belantika musik dengan rilisan terbarunya, "Vine".

Membahas kota Bandung didunia seni, hiburan ataupun musik tidak ada habisnya layaknya jamur yang terus tumbuh dan bermunculan, seperti Ray Viera Laxamana, seorang pemuda, penulis lagu serta penyanyi berumur 20 tahunan ini.

Tidak mau santai dan berleha di umur yang masih muda ini, Ray sudah berhasil merilis 3 buah lagu yang berjudul "Aphrodite", "Lunar Rhapsody" dan "Vine" yang telah ia rilis 4 hari lalu. Masih konsisten dengan lirik bahasa Inggris yang ia tuangkan dalam karyanya.

Mengusung balutan musik indie pop/alternative sebagai identitas dalam berkarya, Ray banyak terpengaruhi oleh beberapa musisi seperti Bee Gees, The Beach Boys, Weezer dan Artic Monkeys.

Bukan kali ini saja Ray terinspirasi dari film sebelumnya juga dalam proses pembuatan lagu "Lunar Rhapsody" juga terinspirasi dari sebuah film yang berjudul First Man (2018), kali ini inspirasinya datang dari film Sing Street yang berdurasi 1 jam 46 menit dengan genrre drama/komedi yang bercerita seorang pemuda mengejar mimpi menjadi musisi papan atas.

Dikombinasikan dengan retrospektif pribadi penulis mencoba membagikan pengalaman yang pernah dilalui dimana dia berada pada posisi jalan buntu karena adanya perbedaan visi, keprcayaan, maupun mimpi untuk menjadi nyata.

Dikemas secara minimalis musik yang disuguhkan dengan iringan guitalele lalu dipadukan oleh melodi gitar menjadi pelengkap lantunan musik yang diberikan seakan riang dan melankolis.

Singkatnya Ray dengan rilisan terbarunya "Vine" ini mencoba memberikan nuansa riang dan melankolis atau bisa dibilang menjadi tema yang kontradiktif, namun masih disajikan dengan pembawaan yang easy listening. Lagu ini sendiri telah dirilis pada tanggal 16 Agustus 2019 lalu, dan sudah bisa didengarkan di semua layanan streaming platform musik kalian.