Pusakata Ceritakan Sebuah Kisah Rindu dari Pesisir

Pusakata Ceritakan Sebuah Kisah Rindu dari Pesisir

Foto dan artwork didapatkan dari siaran pers. Kredit tidak disertakan.

Ada satu kalimat yang pernah saya baca tentang hujan, bahwa ketika hujan turun, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang sedang rindu. Maka adalah saat yang maha tepat ketika Pusakata kembali meluncurkan senandung rindunya. "Lagu Pesisir" jadi single yang kini dilepas oleh lelaki berambut gondrong bergelombang ini, lagu kedua dari Buku Satu yang terdapat dalam debut albumnya yang berformat cakram ganda, Dua Buku.

Tentang kerinduan yang belum tuntas ia ceritakan, "Ternyata rasa rindu yang kental itu ada. Rasa rindu yang selalu kita temukan setiap hari lewat kegiatan, kecintaan terhadap apa yang kita lakukan. Lalu ketika kita bisa bagi ketulusannya ke orang lain, kerinduan itu terus-menerus menjadi sebuah energi. Maka dari itu selalu ada rasa ingin pulang lagi ke situ," tutur Pusakata dalam siaran pers.

"Lagu Pesisir" ini terilhami dari pengalaman Pusakata di berbagai lokasi yang dekat dengan laut; suara ombak di Kota Luwuk Banggai, seorang nelayan di Wakatobi, dan keluarga Suku Bajo yang ia temui di Pulau Tinalapu. Ia sengaja merekam suara ombak dan ia sertakan di dalam lagu. Alasannya terkait dengan kerinduan tadi, ada nilai filosofisnya.

"Dalam setiap hempasan ombak, ada yang datang dan ada yang pergi. Ada hal yang berat sekaligus ringan bersamaan ketika diantarkan pergi. Mungkin berat melepaskan, tapi nanti suatu hari semua itu akan kembali. Energi inilah yang ingin dibagi oleh Pusakata lewat 'Lagu Pesisir'", tutur Is selanjutnya.

Juga, ada sisipan pesan tentang kerelaan. "Bahwa ketika kita siap melepas, saat itu juga ada kepastian kita akan meraih sesuatu. Masalahnya hanya satu, maukah kita menunggu? Saat menunggu itulah kita bisa menemukan diri kita rela bersabar atau tidak. Jika rela, maka di situlah letak kemenangannya, kemenangan melampaui rindu."

Satu kisah penutup dari Pusakata tentang "Lagu Pesisir": "Orang pesisir itu selalu merasa dirinya bisa ngobrol dengan angin, ombak, dan selalu percaya diri bahwa apa yang disampaikan lewat angin dan ombak akan sampai ke orang yang dituju. Itu juga yang menjadi pesan dari lagu ini: kalau rindu, yakin saja, ungkapkan saja, sampaikan saja melalui media apapun, orang yang dimaksud pasti bisa merasakan."

BACA JUGA - Kini, Saatnya Pusakata Bercerita tentang "Kita"

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner