"Pesona", Cara Baru Atlesta Menyajikan Karya

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Atlesta

Fifan Christa, sosok di balik nama Atlesta ini menuturkan jika lagu “Pesona” sedikit di luar kebiasaan, karena menjadi lagu pertama Atlesta yang berlirik Bahasa Indonesia.

Ada beberapa musisi Indonesia yang dalam proses berkaryanya lebih nyaman menggunakan bahasa asing (dalam hal ini bahasa Inggris), seperti misalnya band Mocca, atau misalnya Vira Talisa, yang betah menggunakan bahasa Inggris dan Perancis dalam lirik lagunya. Hal tersebut rupanya juga diamini oleh Atlesta, yang kerap menggunakan bahasa asing dalam lirik lagunya, dimana hal itu tergambar pada tiga albumnya, Secret Talking (2012), Sensation (2014), dan Gestures (2017).  

Namun rupanya sangkaan itu coba dibantah oleh Atlesta, dimana dalam lagu barunya dia memakai cara dan pendekatan baru dalam berkarya, lewat penggunaan lirik bahasa Indonesia dalam lagu berjudul “Pesona”. Perilisan single ini juga jadi ajang kembalinya dia setelah setahun lebih hanya berkutat di studio, dan seliweran dari panggung ke panggung. Fifan Christa, sosok di balik nama Atlesta ini menuturkan jika lagu “Pesona” sedikit di luar kebiasaan, karena menjadi lagu pertama Atlesta yang berlirik Bahasa Indonesia. Dia juga menambahkan jika membuat lirik bahasa Indonesia jauh lebih sulit dan sakral, dengan proses pembuatan yang memakan waktu lama, serta banyak sekali revisi saat mencari kata dan kalimat yang pas.

Untuk isian lagunya sendiri menurut penuturan Fifan Christa, “Pesona” mengangkat isu soal fenomena urban di era digital terkait pertumbuhan teknologi dan media sosial. Dia memaparkan kalau tren ‘kecanduan’ media sosial sudah sangat berpengaruh pada kondisi psikis anak-anak muda saat ini. Hal ini menurutnya sangat erat hubungannya dengan gelombang konten media sosial yang makin riuh, receh, sekaligus kejam. Fifan mencermati perilaku para pengguna media sosial atau netizen. Menurutnya, orang-orang sekarang berupaya terlalu keras untuk membuat konten dan pencitraan di media sosial, demi penambahan jumlah like, dan follower/subscriber. Semua itu tampak pada aneka feed di Instagram, komentar di Facebook, vlog di YouTube, atau timeline di Twitter.

Sedangkan pada sektor musikal, Fifan Christa mengaku belakangan ini sedang memakai pendekatan baru. Alasannya sederhana, karena dia mulai jenuh dan ingin bikin terobosan musik yang berbeda dari sebelumnya, dimana dalam prosesnya dia membuat sekitar 40 materi musik dasar versi demo sejak tahun lalu, sampai barulah ketemu komposisi yang pas seperti “Pesona” ini. Secara rincinya dia ingin membuat musik yang lebih ‘liar’, dengan olah tata suara yang makin keras. Hal tersebut dilatar belakangi oleh influence Fifan Christa yang mengaku makin sering mendengarkan musik-musik rock progresif dan psikedelik.  

Suasana baru Atlesta juga digambarkan pada ilustrasi single “Pesona”. Jika sebelumnya artwork Atlesta dikenal selalu simpel dan minimalis, kali ini jauh berbeda. Artwork “Pesona” yang dibuat oleh oleh Noviar Rahmat, memuat ilustrasi yang lebih meriah dan penuh warna. Menggabungkan suasana surealis dan pop art yang mungkin sarat akan tafsiran makna, dimana jika diperhatikan secara seksama, ada wajah dan sosok tokoh yang familiar seperti Michael Jackson, Kendrick Lamar, Kanye West, Steve Jobs, bahkan C3PO dari Star Wars di sana.     

Single “Pesona” sudah bisa dinikmati melalui iTunes, Spotify, Apple Music, dan beberapa layanan digital music store lainnya mulai tanggal 8 Desember 2018. Sementara itu, Atlesta sedang menggodok beberapa lagu baru lagi untuk materi mini album mereka ke depan. 

BACA JUGA - Episode Baru Pencapaian Musikalitas Riri Mestica

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner