Peringati Satu Tahun Single “Inti Bumi”, Rasukma Rilis Sebuah Video Klip

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Rasukma

Rasukma mengetengahkan interpretasi dari perbincangan Bumi dan Rembulan yang dikemas secara teatrikal dan disajikan secara visual, untuk kembali ditafsirkan oleh siapapun yang menontonnya.

Musik menjalani perannya dengan beragam, bisa sebagai media hiburan, bisa sebagai media ekspresi. Hal tersebut kemudian diamini oleh duo folk/pop-akustik asal Bandung bernama Rasukma. Keduanya menempatkan musik sebagai media berekspresi, di mana segala macam warna dan kekhasan yang mereka punya ditawarkan secara langsung, dengan beberapa kawan untuk membentuk formasi full band yang terdiri dari beberapa unsur; vokal, gitar, bas, cajón, pianika dan egg shaker.

Suguhkan sebuah single berjudul “Inti Bumi” pada 11 Januari tahun lalu, Rasukma mengajak pendengar untuk menyimak dan menelaah perbincangan antara dua sosok, yakni Bumi dan Rembulan. Di dalamnya, Bumi bercerita kepada Rembulan mengenai Mentari, sosok ketiga yang—menurut Bumi—merupakan sosok yang menebarkan kenegatifan ke lingkungan sekitarnya. Rembulan pun menjelaskan pada Bumi bahwa segala hal pasti memiliki sisi negatif dan positif, tak mungkin hanya salah satunya. Pada akhirnya, Rembulan pun berhasil mengajak Bumi untuk melihat sisi positif dari Mentari dan pandangan Bumi terhadap Mentari pun berubah.

Satu tahun mengudara, “Inti Bumi” kini telah didengar lebih dari 330.000 kali melalui Spotify. Melanjutkan dari yang mereka torehkan lewat single "Inti Bumi", sekaligus memperingati satu tahun perilisannya, Rasukma merilis klip video untuk lagu tersebut melalui kanal Youtube mereka. Menarik untuk dituliskan, video klip yang disutradarai oleh Perkasa Darussalam ini merupakan klip video perdana Rasukma sejak terbentuknya unit folk/pop-akustik tersebut pada Desember 2017.

Lebih jauh bercerita tentang video klipnya, menurut rilisan pers yang DCDC terima, video ini mengetengahkan interpretasi dari perbincangan Bumi dan Rembulan yang dikemas secara teatrikal dan disajikan secara visual, untuk kembali ditafsirkan oleh siapapun yang menontonnya. Seperti apa? Simak melalui tautan di bawah ini.