Perayaan 25 Tahun, The All Innocent Sebar Video Musik

Perayaan 25 Tahun, The All Innocent Sebar Video Musik "Luka Karya"

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers The All Innocent

Meski berada di garis depan dalam  memberontak tatanan konservatif yang mengakar, The All Innocent tetap berprinsip bahwa keseimbangan adalah kesempurnaan

Setelah 25 tahun berkarya dari tahun 1997, The All Innocent (berikutnya disederhanakan menjadi INNO) akhirnya memvisualkan bentuk keresahan mereka yang terpendam melalui video musik berjudul “Luka Karya”. Sebuah nomor pembuka berdistorsi dan bertenaga yang diambil dari album Paradogma sebelum serangkaian karya-karya mereka yang akan disebar bertahap. Debut video musik “Luka Karya” sendiri juga dianggap sebagai bentuk perayaan kecil bagi mereka di momen peringatan terbentuknya INNO, sekitar 25 tahun yang lalu didirikan di sisi timur Kota Bandung.

Sempat ditinggal 6 personil yang tutup usia dan  bergonta-ganti personil, hingga hilang sejenak dari keriuhan peredaran skena musik lokal, tidak menyurutkan band yang diisi para eksentrik;  vokalis juga gitar, Achill is Dead, Arief ‘’Kutuk’’ pada buzz, dan Reza yang memberikan hookline padat di bas. Sedangkan posisi drum masih dibantu jasa additional player, Harry Koi, untuk tetap menjaga roda produktivitas INNO tetap berjalan.

Materi musik dari “Luka Karya” milik INNO sendiri rupanya sempat terkurung  cukup lama dalam media gawai dan nyaris membusuk. Terlupa urusan ruang, waktu dan disibukkan mengurusi lelaku masing-masing, hingga  kemudian terpantik oleh serangkaian fenomena sosial dan kebobrokan sistem yang terjadi di zaman kiwari. Hal itu membuat materi tersebut relevan dilepas pada masa yang penuh ketidakpastian nan aneh ini.

Secara keseluruhan bahan bakar utama dari tema musik yang ditafsirkan ulang oleh INNO banyak berkutat tentang kemanusiaan, buah pikir terkait agama juga unsur spiritual, kritik sosial, filosofi kehidupan, filsafat, logika epistesme dan persoalan mencipta karya di tengah gempuran hiruk pikuk menjadi ‘manusia’.

“Terpaksa ikuti tradisi yang basi meski sadar telah dimanipulasi sejak dini”, bait kedua yang berbunyi dengan lantang dari lirik lagu “Luka Karya” yang bermakna cukup mendalam. Bagaimana sebuah tatanan tradisi, meski sudah kuno dan usang, diwariskan terus menerus bahkan dalam beberapa situasi seakan dipaksakan untuk dijalankan oleh generasi berikutnya.

Meski berada di garis depan dalam memberontak tatanan konservatif yang mengakar, INNO tetap berprinsip bahwa keseimbangan adalah kesempurnaan. Sikap ini coba dijalankan secara paripurna oleh INNO lewat karya-karyanya yang terkesan buas namun sekaligus menentramkan. INNO dengan cermat mengemulasi segala bentuk hal negatif menjadi positif ke dalam proses bermusik, baik dari segi syair maupun komposisi musik berikut komponen-komponen, serta elemen pendukung lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Arief ‘Kutuk’, “bahkan kebencian itu dapat menjadi sebuah tenaga dalam proses berkarya” tegasnya.

Menyerap dengan elok segala hal-hal negatif yang terjadi di sekeliling, lalu menciptakan karya musik yang positif tidak hanya bagi personil INNO, namun bisa berdampak juga bagi para pendengarnya.

Pada kesempatan kali ini tanggung jawab tata suara dieksekusi oleh Dadan Kabel, sedangkan urusan tata visual video musik “Luka Karya” INNO digarap oleh kawanan seniman visual dari Motionbeast Bandung.

Sebagai catatan, video musik “Luka Karya” ini merupakan yang perdana dari serangkaian karya musik INNO, yang rencananya akan masuk dalam album Paradogma. Total sudah 48 lagu yang terekam selama rentang waktu 1997-2000 oleh INNO. Hanya perkara waktu saja, semua karya mereka bisa dinikmati handai taulan semua.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner